Farhat mengunggah foto dirinya yang ditambahi tulisan: Pak Jokowi adalah Presiden yang menuntun Indonesia masuk surga!
Foto itu diberikan keterangan:
"Yang Pilih Pak Jokowi Masuk Surga ! Yang Gak Pilih Pak Jokowi dan Yang Menghina, Fitnah & Nyinyirin Pak Jokowi ! Bakal Masuk Neraka ! ( jubir-Indonesia)".
Unggahan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut langsung viral dan menjadi perbincangan warganet.
Tak butuh waktu lama, kabar mengenai unggahan itu sampai ke jajaran teras TKN Jokowi-Ma'ruf.
Karding mengakui pernyataan Farhat tersebut tidak tepat dan bisa menjadi blunder.
"Itu tidak baik. Itu bisa merugikan Pak Farhat sendiri, merugikan partai, merugikan paslon. Sudah, sudah saya tegur," kata Karding di Sekretariat TKN Jokowi-Ma'ruf, di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Ketika mengetahui unggahan itu, Karding mengaku langsung menghubungi Farhat melalui WhatsApp. Ia meminta Farhat tak lagi membuat pernyataan kontroversial.
"Ya saya bilang, jangan membuat statement yang bisa ditafsirkan orang maupun dipahami orang itu menghina, mem-bully kelompok lain," kata dia.
Menurut Karding, pernyataan Farhat itu karena ia terlalu fanatik dengan sosok Jokowi. Ia mengatakan, Farhat kesal dengan orang-orang yang menghina Jokowi dengan berbagai isu.
"Maka Farhat Abbas bilang tak boleh menghina seperti itu. Tetapi, saya sudah tegur karena khawatir dianggap itu kebijakan TKN. Itu bukan kebijakan TKN. Itu murni pribadi statement Pak Farhat Abbas sendiri yang kira-kira fanatik sama Pak Jokowi," kata dia.
Ia menegaskan, pernyataan Farhat melalui akun media sosialnya itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut TKN Jokowi-Ma'ruf.
"Kami akan memberikan teguran internal ke Bang Farhat. Ini bukan narasi Jokowi-Maruf," kata Sekjen Partai Solidaritas Indonesia itu.
Raja menegaskan, setiap anggota tim kampanye memang mempunyai gaya sendiri-sendiri dalam mengampanyekan pasangan Jokowi-Ma'ruf. Namun, cara-cara yang membawa isu primordial tak bisa dibenarkan.
"Kami tak pernah memainkan isu agama, membangun sentimen primordial apalagi mengaitkan ini dengan akhirat. Ini soal duniawi kok," kata Raja.
Raja juga sekaligus mengklarifikasi posisi Farhat Abbas di TKN Jokowi-Ma'ruf.
Awalnya, Farhat Abbas sempat mengaku sebagai juru bicara dan sudah mengikuti pelatihan bersama 100 orang lainnya.
Namun, pada akhirnya, juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf dibuat mengerucut dan hanya diisi beberapa orang saja. Farhat Abbas tak masuk ke dalam daftar jubir.
"Farhat memang tidak jadi jubir, tapi jadi bagian dari tim kampanye," kata dia.
Minta Maaf
Menanggapi polemik dan tanggapan atas unggahannya, Farhat Abbas meminta maaf.
"Yaudah kalau keberatan akhirnya saya tinggal minta maaf saja," kata Farhat saat dihubungi, Rabu (12/9/2018).
Permintaan maaf juga sudah disampaikan Farhat melalui akun Instagram-nya.
Farhat mengatakan, sebenarnya ia menulis pantun itu karena merasa Jokowi sebagai presiden tak hanya membangun jembatan untuk infrastruktur.
Menurut dia Jokowi membangun jembatan ke surga lewat kebijakan revolusi mental.
"Jadi orang-orang yang belum mengerti itu ilmunya belum sampai. Pantun itu berbalas pantun. Kata berbalas kata," kata Farhat.
"Enggak ada yang salah. Kalau saya ditegur karena takut terganggu, ya saya minta maaf," tambah caleg PKB tersebut.
https://nasional.kompas.com/read/2018/09/13/09331361/unggahan-farhat-abbas-soal-pilih-jokowi-yang-berujung-teguran-dan-permintaan