Salin Artikel

Ketum PPP: Nama Ma'ruf Amin Diputuskan Sejak Juli

Nama Ma'ruf, kata pria yang akrab disapa Romi itu, pertama kali muncul atas usulan PPP sejak awal Desember tahun lalu.

"Dari awal PPP usulkan Ma'ruf (sebagai cawapres) tanggal 3 Desember 2017, dan itu terus bergulir," kata Romi usai menghadiri pertemuan 9 partai politik koalisi pendukung Jokowi di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018).

"Maka setelah 10 Juli (2018) hanya satu nama (cawapres) yaitu Ma'ruf Amin," imbuhnya.

Romi juga mengatakan, tak seperti kepada ketua umum partai pendukung lain yang baru tahu soal keputusan nama cawapres, dirinya mengaku sudah sejak lama tahu Ma'ruf bakal dampingi Jokowi.

Menurut Romi, nama Ma'ruf muncul lantaran Jokowi dan sembilan parpol pendukung ingin mengusung pasangan pemimpin yang nasionalis-religius, sama seperti pasangan Soekarno-Hatta dulu.

Romi menilai Ma'ruf adalah figur yang melambangkan religiusitas, sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang sedang rawan dipecah belah oleh isu SARA sejak Pilkada 2014.

Lanjut Romi, Ma'ruf adalah seorang yang berpengetahuan luas dan berpengalaman dengan rekam jejaknya sebagai anggota fraksi PPP, anggota fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), hingga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Dengan pengalaman yang begitu banyak dan paham ekonomi, sehingga pengetahuan beliau sangat paripurna dan juga mewarnai spektrum koalisi, di mana Ma'ruf Amin merupakan titik temu dari seluruh parpol dan masyarakat," tutur Romi.

Selain itu, kata Romi, faktor elektabilitas juga jadi bahan pertimbangan diputuskannya nama Ma'ruf sebagai cawapres Jokowi.

"Dari sekian banyak sosok, hanya Ma'ruf Amin. Karena seorang ulama keturunan ulama besar dari pendiri NU dan Muhammadiyah," ujarnya.

Nama Ma'ruf Amin diumumkan sebagai cawapres dalam pertemuan Jokowi dan sembilan pimpinan partai politik pendukungnya, Kamis sore.

https://nasional.kompas.com/read/2018/08/09/20063561/ketum-ppp-nama-maruf-amin-diputuskan-sejak-juli

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke