Salin Artikel

Basarnas Cari Cara Angkat Jenazah Korban KM Sinar Bangun

Kemarin, Basarnas sudah mengidentifikasi obyek kapal yang ditemukan di dasar air diduga kuat sebagai kapal motor yang tenggelam pada 18 Juni lalu itu.

Syaugi menegaskan, butuh kehati-kehatian dalam mengangkat jasad-jasad korban yang telah ditemukan dengan alat remotely operated vehicle (ROV).

Saat ini Basarnas, Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Kementerian Perhubungan dan sejumlah ahli-ahli terkait sedang menyusun strategi pencarian lanjutan dan pengangkatan jasad-jasad korban.

"Tentu orang-orang (korban) ini kondisinya memang saya lihat utuh. Tapi kalau misalnya dengan alat diangkut, belum tahu kan kondisinya akan bagaimana," kata Syaugi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (29/6/2018).

Syaugi ingin memastikan proses pengangkatan jenazah-jenazah yang telah ditemukan berlangsung dengan aman. Oleh karena itu ia berharap dukungan dari banyak pihak untuk menemukan solusi terbaik.

"Karena bukan bidang saya (mengangkat jenazah), bidang saya mencari dan menemukan. Ya saya harapkan banyak pihak yang mau bantu, seperti BPPT kemarin. Mudah-mudahan ada institusi lain atau perorangan yang bisa menemukan solusi-solusi lain," ujarnya.

Pada hari ini, Basarnas dan pihak-pihak terkait akan menelusuri sisi lain di sekitar lokasi penemuan tersebut. Namun, Syaugi menegaskan proses pencarian pascapenemuan obyek dan jasad korban ini tak mudah.

Sebab, kondisi arus air di dalam danau begitu deras. Kontur danau juga tidak merata seperti danau pada umumnya. Selain itu, jarak pandang di kedalaman seperti itu sangat terbatas.

"Alat ini bukan berarti melihat dengan jelas semua area, jarak pandangnya gelap, hanya bisa melihat dengan bantuan lampu alat ini (jarak pandang) 1-2 meter saja," ujar dia.

Di sisi lain, Syaugi juga meyakini jasad-jasad korban tidak berada dalam satu titik, melainkan tersebar di sekitar koordinat lokasi penemuan

"Sementara kan orang (jasad-jasad korban) bukan berarti ngumpul semua di satu sisi kan. Berarti kan butuh waktu, 'oh ini ketemu ini kita data, terus kita cari lagi ke sisi lain, oh ketemu kita data'," katanya.

Syaugi menegaskan, Basarnas dan pihak terkait lainnya akan terus melakukan pencarian hingga tuntas. Sebab, hal itu merupakan komitmen serta kehadiran negara.

"Pemerintah serius dan hadir jadi mulai kejadian dari Senin (18/6/2018) itu kita hadir. Nah kedua, all out mengerjakan itu. Dengan segala daya upaya. Ketiga kita bekerja dengan hati," ujarnya.

Syaugi menuturkan, hingga saat ini total korban KM Sinar Bangun yang diverifikasi sebanyak 188 orang. Adapun rinciannya, 21 korban selamat, 3 korban meninggal dunia, dan 164 korban lainnya masih dalam pencarian.

"Kita lanjutkan hari ini, mudah-mudahan bisa ketemu yang lain," ujar dia.

https://nasional.kompas.com/read/2018/06/29/09341491/basarnas-cari-cara-angkat-jenazah-korban-km-sinar-bangun

Terkini Lainnya

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

DKPP Keluhkan Anggaran Minim, Aduan Melonjak Jelang Pilkada 2024

Nasional
Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Jawab Prabowo, Politikus PDI-P: Siapa yang Klaim Bung Karno Milik Satu Partai?

Nasional
Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Pengamat Sarankan Syarat Pencalonan Gubernur Independen Dipermudah

Nasional
Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Komnas Haji Minta Masyarakat Tak Mudah Tergiur Tawaran Haji Instan

Nasional
Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Libur Panjang, Korlantas Catat Peningkatan Arus Lalu Lintas

Nasional
DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 233 Pengaduan Pemilu dalam 4 Bulan Terakhir

Nasional
Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Prabowo: Beri Kami Waktu 4 Tahun untuk Buktikan ke Rakyat yang Tak Pilih Kita

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke