Salin Artikel

Pengamat Sebut Koalisi Kerakyatan Sulit Terbentuk, Ini Empat Alasannya

Ari kemudian mengemukakan empat alasannya.

"Pertama, (Partai) Demokrat dengan 10,9 persen perolehan kursi membutuhkan dua partai lagi untuk aman memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden," kata Ari melalui pesan singkat, Senin (11/6/2018).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, parpol atau gabungan parpol harus mengantongi 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional untuk bisa mengusung pasangan capres dan cawapres pada 2019.

Ari berpendapat bahwa partai-partai yang akan diajak koalisi oleh Partai Demokrat, seperti PKB, PKS, dan PAN akan meminta power sharing yang lebih menguntungkan.

Hal ini akan mempersulit Partai Demokrat, karena PKB, PKS, dan PAN terbilang cair dan dapat memberikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo atau Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Partai mana yang akan diajak koalisi oleh (Partai) Demokrat, tentu PKB, PKS, dan PAN minta posisi tawar yang tinggi," tutur dia.

Kedua, Ari memaparkan, terbentuknya koalisi hanya mungkin terjadi jika koalisi Partai Gerindra-PAN dengan gagasan mengusung duet Prabowo-Amien Rais, atau sebaliknya, bisa diterima.

"Jika kedua partai tersebut bisa dipastikan terjadi (koalisi), hal ini membawa posisi PKS yang ditinggalkan akan membuka peluang untuk merapat ke koalisi ketiga yang diinisiasi Demokrat (koalisi kerakyatan)," kata dia.

Ketiga, kata dia, arah dan sikap PKB akan menentukan terbentuknya Koalisi Kerakyatan.

Meski belum menentukan sikap, ada kemungkinan PKB akan merapat ke Jokowi. PKB sendiri saat ini mewacanakan duet Jokowi-Muhaimin Iskandar.

"Hanya mungkin jika Demokrat bisa meyakinkan PKB untuk mengiyakan tawaran Demokrat, karena sekarang posisi politik PKB yang masih condong kuat ke koalisi pendukung Jokowi,” kata dia.

Keempat, tutur Ari, Partai Demokrat harus bisa mengombinasikan lobi politik dengan "logistik" yang kuat kepada parpol yang belum menentukan arah koalisi pada Pilpres 2019.

"Sanggup menyediakan logistik politik yang kuat untuk menyakinkan calon mitra partai tersebut untuk diajak Koalisi Kerakyatan," kata Ari.

Sebelumnya Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyatakan, partainya tengah berupaya membangun Koalisi Kerakyatan.

Namun, Ferdinand tak memastikan apakah Koalisi Kerakyatan merupakan realisasi dari poros ketiga pada Pilpres 2019.

Ferdinand menambahkan, Koalisi Kerakyatan merupakan ide dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ia mengatakan, SBY menginginkan adanya koalisi yang fokus memikirkan kesejahteraan rakyat ke depannya.

https://nasional.kompas.com/read/2018/06/11/12321661/pengamat-sebut-koalisi-kerakyatan-sulit-terbentuk-ini-empat-alasannya

Terkini Lainnya

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Nasional
Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Nasional
Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Nasional
Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Nasional
Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke 'Crazy Rich Surabaya'

MK Tolak Gugatan Anggota DPR Fraksi PAN ke "Crazy Rich Surabaya"

Nasional
Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Wapres Harap Ekonomi dan Keuangan Syariah Terus Dibumikan

Nasional
Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Wapres Sebut Kuliah Penting, tapi Tak Semua Orang Harus Masuk Perguruan Tinggi

Nasional
BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

BNPB: 2 Provinsi dalam Masa Tanggap Darurat Banjir dan Tanah Longsor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke