Ia mengatakan, partainya tidak mendasarkan keputusan politik terhadap sejumlah lembaga survei.
"Kami lebih percaya apa yang disebut big data. Dari situ, kami bisa mempelajari voters behaviour atau perilaku pemilih," ujar Ferry kepada Kompas.com, saat ditemui usai konferensi pers hasil survei Charta Politika di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin (21/5/2018).
Berdasarkan hal itu, lanjut Ferry, ia menemukan fakta yang jutsru bertolak belakang dengan hasil yang didapatkan sejumlah lembaga survei soal elektabilitas Jokowi dan Prabowo.
Meski tidak menyebutkan angka pasti, internal menemukan fakta bahwa elektabilitas Prabowo terus menanjak seiring penurunan elektabilitas Jokowi.
"Kami punya referensi yang namanya big data. Dari sana sangat memperlihatkan ada kenaikan elektabilitas Prabowo meskipun tidak drastis, namun meningkat terus. Itu berbanding dengan elektabilitas Pak Jokowi yang turunnya lebih tajam," lanjut dia.
Menurut big data tersebut, lanjut Ferry, penurunan elektabilitas Jokowi disebabkan sejumlah kondisi, salah satunya kondisi ekonomi yang dinilainya menuju ke keterpurukan.
"Beberapa indikator belakangan ini akan membuat trend penurunan Pak Jokowi akan turun bebas. Kalau rupiah Rp 14.500, jangan-jangan enggak jadi Pilpres kali. Sudah berontak rakyat," ujar Ferry.
Diketahui, survei Charta Politika menunjukkan, elektabilitas Joko Widodo lebih tinggi dibandingkan Prabowo Subianto.
Hal itu tercermin dari pertanyaan survei terhadap 2.000 responden, yakni "seandainya Pemilu Presiden hanya diikuti oleh 7 nama di bawah ini, siapa yang akan Bapak/ Ibu/ Saudara pilih sebagai presiden RI?"
"Kalau dilihat dari angka, Jokowi masih dominan," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya dalam konferensi pers hasil rilis di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin.
Hasilnya, sebanyak 51,2 persen responden memilih Joko Widodo dan sebanyak 23,3 persen responden memilih Prabowo Subianto.
Survei yang digelar Litbang Kompas, beberapa waktu sebelumnya, juga menunjukkan hal yang sama. Elektabilitas Jokowi sebesar 55,9 persen dan Prabowo 14,1 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2018/05/22/03450061/bantah-sejumlah-lembaga-survei-waketum-gerindra-sebut-elektabilitas-jokowi