Salin Artikel

Direktur Terima Laporan Dokter dan Perawat soal Novanto, Tidak Ada dari Bimanesh

Novanto dilarikan ke RS Medika Permata Hijau setelah mengalami kecelakaan pada 16 November 2017. Saat itu, Hafil berada di luar negeri. Berita acara diterima Hafil setelah kembali ke Jakarta pada 2 November 2017.

"Secara rinci, saya tidak ingat, tetapi semua memberi pernyataan tertulis. Dari perawat, dari dokter di RS," ujar Hafil saat bersaksi dalam sidang dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (16/4/2018).

Namun, Hafil justru tak menerima laporan dari Bimanesh Sutarjo yang menangani langsung Novanto.

Salah satu laporan ia dapatkan dari Kepala Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Medika Permata Hijau Michael Chia Cahaya. Isinya adalah Michael mengaku dimintai surat rawat oleh pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, untuk kliennya.

"Dokter Michael menolak karena dia belum melihat pasiennya," kata Hafil.

"Jadi menolak hanya karena pasiennya tidak hadir dan diminta beri surat rawat," lanjutnya.

Selain itu, ia juga menerima berita acara tertulis dari Kepala Bidang Pelayanan Medis RS Medika Permata Hijau Francia Anggraeni.

Dalam laporannya, Francia mengaku mendengar pembicaraan telepon antara Bimanesh dan Pelaksana Tugas Manajer Pelayanan Medik RS Medika Permata Hijau Alia. Yang ditangkap Francia saat itu ada perbincangan soal pejabat yang akan masuk ke ruang perawatan dan diminta dipersiapkan.

Ada juga laporan langsung dari Alia mengenai perbincangannya dengan Bimanesh.

"Bimanesh memberi semacam pengarahan bahwa akan ada, saya lupa sebut Novanto apa tidak, dan sudah disiapkan tim untuk menangani pasien. Itu yang saya ingat dalam tulisan," kata Hafil.

Namun, dari laporan-laporan itu, tak ada satu pun yang datang dari Bimanesh.

Tak mewakili RS

Setelah mengumumkan berita acara itu, Hafil bersama dewan direksi dan komisaris RS Medika Permata Hijau membahasnya dalam rapat rutin. Dalam rapat itu, Hafil diperintahkan untuk meminta penjelasan Bimanesh soal Novanto.

"Hari itu buat surat untuk minta penjelasan ke Bimanesh. Dijawab tertulis juga," katanya.

Saat itu, Bimanesh menjelaskan bahwa mulanya ia mendapat telepon dari Alia. Ia diberi tahu bahwa ada pasien yang akan masuk ruang perawatan, yakni Novanto. Namun, Michael tidak mau menerima Novanto dalam ruang perawatan. Alasannya karena belum melihat langsung kondisi pasien.

Hafil juga mendapat penjelasan Bimanesh soal pernyataannya dalam konferensi pers mengenai Novanto.

"Dokter Bimanesh memberi penjelasan bahwa konferensi pers itu bukan pernyataan RS, tetapi pernyataan pribadi," kata Hafil.

Dengan demikian, kata Hafil, apa yang disampaikan Bimanesh tidak mewakili sikap rumah sakit. Sebab, rumah sakit punya juru bicara atau direktur yang akan mewakili instansi untuk memberi penjelasan kepada publik. Kecuali jika ada masalah detail soal tindakan media, akan menampilkan ahlinya.

"Jadi, itu pernyataan pribadi selaku dari yang merawat," kata Hafil.

Dalam kasus ini, Bimanesh ditetapkan sebagai tersangka bersama mantan pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, atas dugaan merintangi penyidikan. KPK sebelumnya mengungkap adanya dugaan persekongkolan keduanya dalam penanganan medis Novanto saat kecelakaan.

Begitu mengalami kecelakaan, Novanto langsung masuk ke ruang rawat inap kelas VIP dan bukan ke unit gawat darurat.

Sebelum kecelakaan, Fredrich diduga sudah datang lebih dahulu untuk berkoordinasi dengan pihak rumah sakit.

Salah satu dokter di RS tersebut juga mengaku ditelepon seseorang yang diduga pengacara Novanto yang bermaksud perlu menyewa satu lantai RS. Padahal, saat itu belum diketahui Novanto akan dirawat karena sakit apa.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/16/14401201/direktur-terima-laporan-dokter-dan-perawat-soal-novanto-tidak-ada-dari

Terkini Lainnya

Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas PJ Kepala Daerah

Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas PJ Kepala Daerah

Nasional
Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema 'Student Loan' Imbas UKT Mahal

Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema "Student Loan" Imbas UKT Mahal

Nasional
Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Nasional
Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Nasional
Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Nasional
Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Nasional
Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Menteri ATR/Kepala BPN Serahkan 356 Sertifikat Tanah Elektronik untuk Pemda dan Warga Bali

Nasional
Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Pernah Dukung Anies pada Pilkada DKI 2017, Gerindra: Itu Sejarah, Ini Sejarah Baru

Nasional
Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Pemerintah Akan Evaluasi Subsidi Energi, Harga BBM Berpotensi Naik?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke