Jonan mengaku, sudah berkali-kali memberikan teguran keras kepada PT Pertamina Persero terkait kelangkaan ini.
"Nah, betul (ada kelangkaan), kita sudah tegur Pertamina, bahwa Pertamina harus tetap menyalurkan premium," kata Jonan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/4/2018).
Jonan menekankan, berdasarkan Peraturan Presiden nomor 191 tahun 2014, Pertamina mendapat penugasan untuk menyalurkan 7,5 juta kiloliter premium per tahun.
"Jadi ini harus dilakukan. Kita sudah negur Pertamina kok. Sudah ditegur keras sekali, berkali-kali," kata dia.
Karena BBM jenis premium bersubsidi yang langka, lanjut Jonan, masyarakat terpaksa beralih ke jenis pertalite yang berada setingkat di atasnya.
Masalahnya, Pertamina baru saja menaikkan harga pertalite Rp 200 per liter sehingga membuat beban masyarakat makin bertambah.
Jonan menilai, Pertamina secara tidak langsung memaksa masyarakat beralih ke Pertalite yang tak disubsidi pemerintah.
"Kalau misalnya mau jual pertalite mestinya pakai cara lain sehingga masyarakat mau secara sukarela beralih ke pertalite, kalau mau loh. Bukan dengan cara mengosongkan pasokan premium," kata Jonan.
Jonan meminta Pertamina untuk mengatasi masalah kelangkaan premium ini dalam waktu secepat mungkin. Apalagi, sebentar lagi akan memasuki bulan puasa dan Idul Fitri.
"Ya, nanti, misalnya, Pertamina tetap nggak menyalurkan, ya kita cari sanksi lah," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/04/17563241/premium-langka-jonan-mengaku-berulang-kali-tegur-keras-pertamina