Salin Artikel

Curhat Mensos dan Menkes soal Tantangan Kondisi Geografis Asmat

Idrus bercerita, untuk meninjau daerah Agats di Asmat, dari Timika ditempuh dengan perjalanan menggunakan pesawat kecil.

"Saya diberi warning, katanya naik pesawat baling-baling hanya satu, ada protap harusnya dua tapi yang ada hanya satu," kata Idrus.

Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9, bertema "Memajukan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat Papua" di gedung serbaguna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (29/1/2018).

Namun, karena panggilan tugas, Idrus mengatakan dia tetap menjalaninya. Selama sekitar 35 menit sampai 45 menit perjalanan, Idrus tiba di bandara di daerah Agats.

Bandara setempat masih setengah jadi, dengan kondisi tanpa pagar. Dari lokasi itu, perjalanan masih harus ditempuh dengan menumpang speedboat dengan waktu tempuh juga sekitar 35-45 menit.

Jalur yang dilalui speedboat berupa sungai yang luas. Menurut Idrus, lebar sungai iti bisa mencapai 100 meter. Akhirnya, mereka tiba di daerah Agats, yang merupakan ibukota dari Kabupaten Asmat.

Perjalanan meninjau ke lokasi korban wabah campak dan gizi buruk masih harus ditempuh dengan sepeda motor. Perjalanan ditempuh melewati jalan-jalan sempit di lokasi rawa-rawa.

"Daerah ini memang sangat terisolasi. Kalau mau menyelesaikan tahap awal harus memangkas isolasi itu," ujar Idrus.

Idrus mengatakan, tim terpadu yang menangani wabah campak dan gizi buru di Asmat sudah menjangkau sebagian besar dari daerah-daerah yang sulit.

"Apakah sudah semua, secara lapangan belum. Tapi tim terpadu 80 persen sudah terjangkau," ujar Idrus.

Dalam rangka tanggap darurat menangani kasus ini, lanjut Idrus, kementeriannya bekerja sama dengan jajaran pemerintah daerah, TNI Polri, Kementerian Kesehatan, dan kementerian atau lembaga lain.

Bantuan pengobatan atau obat-obatan, sembako, beras, makanan siap saji, biskuit untuk anak, dan lainnya disiapkan untuk warga yang terkena dampak.

"Sehingga kita berikan kesimpulan upaya tim terpadu tanggap darurat sudah sebagian besar dilaksanakan," ujar Idrus.

Menteri Kesehatan Nila Djoewita Moeloek juga mengungkapkan kondisi geografis menuju Agats dilalui dengan perjalanan tak mudah.

"Betul saya akui geografisnya, tantangan kita. Geografisnya, Pak Mensos (Idrus Marham) sudah ke sana, saya juga ke sana. Kami melihat betul apa yang kami lakukan. Perjalan tidak mudah," kata Nila.

Kemenkes sebelumnya menyatakan telah memeriksa 12.398 anak sejak September 2017 sampai 25 Januari 2018 kemarin. Kemenkes menyatakan telah memberikan pelayanan optimal.

Data Kemenkes menyebutkan, terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat. Selain itu ditemukan pula 25 anak suspek campak serta 4 anak yang terkena campak dan gizi buruk.

Mereka kini ditangani di RSUD Agats dan tim gabungan Dinas Kesehatan Provinsi Papua serta Kabupaten Asmat.

Kemenkes RI pada 16 Januari 2018 telah mengirim 39 tenaga kesehatan yang terdiri dari 11 dokter spesialis, 4 dokter umum, 3 perawat, 2 penata anestesi, dan 19 tenaga kesehatan dari ahli gizi, kesehatan lingkungan, dan surveilens.

https://nasional.kompas.com/read/2018/01/29/20031241/curhat-mensos-dan-menkes-soal-tantangan-kondisi-geografis-asmat

Terkini Lainnya

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Sudirman Said Siap Bersaing dengan Anies Rebutkan Kursi Jakarta 1

Nasional
Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Sudirman Said: Jakarta Masuk Masa Transisi, Tak Elok Pilih Gubernur yang Bersebrangan dengan Pemerintah Pusat

Nasional
Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Siap Maju Pilkada, Sudirman Said: Pemimpin Jakarta Sebaiknya Bukan yang Cari Tangga untuk Karier Politik

Nasional
Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Kenaikan UKT Dinilai Bisa Buat Visi Indonesia Emas 2045 Gagal Terwujud

Nasional
Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Komnas HAM Minta Polda Jabar Lindungi Hak Keluarga Vina Cirebon

Nasional
Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Komunikasi Intens dengan Nasdem, Sudirman Said Nyatakan Siap Jadi Cagub DKI

Nasional
Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Megawati Minta Api Abadi Mrapen Ditaruh di Sekolah Partai, Sekjen PDI-P Ungkap Alasannya

Nasional
Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Pembayaran Dana Kompensasi 2023 Tuntas, Pertamina Apresiasi Dukungan Pemerintah

Nasional
Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Hari Ke-12 Penerbangan Haji Indonesia, 72.481 Jemaah Tiba di Arab Saudi, 8 Wafat

Nasional
Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Sahroni Ungkap Anak SYL Indira Chunda Tak Pernah Aktif di DPR

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Kemenag Imbau Jemaah Haji Indonesia Pakai Jasa Pendorong Kursi Roda Resmi di Masjidil Haram

Nasional
Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Mahasiswa Kritik Kenaikan UKT: Persempit Kesempatan Rakyat Bersekolah hingga Perguruan Tinggi

Nasional
Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Tak Ada Jalan Pintas, Hasto: Politik Harus Belajar dari Olahraga

Nasional
Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Megawati hingga Puan Bakal Pidato Politik di Hari Pertama Rakernas PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke