Salin Artikel

Fakta Seputar Pilkada NTT: Perang Bintang

Pasangan pertama, Esthon Leyloh Foenay dan Christian Rotok yang diusung Gerindra dan PAN. Pasangan kedua, Benny Kabur Harman dan Benny Alexander Litelnoni yang diusung Demokrat, PKPI dan PKS.

Pasangan ketiga, Marianus Sae dan Emelia Julia Nomleni yang diusung PDI Perjuangan dan PKB. Pasangan terakhir, Victor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi yang diusung Golkar, Nasdem dan Hanura.

Sebelumnya pasangan AKBP Christofel Bagaisar dan Blasius Bobsen Nahak sempat menyerahkan syarat dukungan untuk maju. Tetapi karena syarat dukungan yang diminta, yakni sebanyak 272.300 pendukung dan tersebar di 12 kabupaten/kota, tidak terpenuhi, maka KPUD Provinsi NTT menyatakan pasangan ini gugur.

Boleh dibilang, keempat pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur ini merupakan bintang di NTT. Maka sah jika dikatakan Pilkada 2018 di NTT merupakan perangnya para bintang.

Peta dukungan parpol

Jika dilihat berdasarkan jumlah kursi partai politik pengusung, pasangan Victor Laiskodat dan Josef Nae Soi adalah yang paling banyak mendapatkan dukungan. Keduanya diusung Golkar 11 kursi, Nasdem 8 kursi dan Hanura 5 kursi. Total, 24 kursi atau setara dengan 786.699 suara.

Pasangan yang memiliki dukungan kursi terbesar kedua, yakni Marianus Sae dan Emelia Julia Nomleni. Keduanya diusung PDI Perjuangan 10 kursi dan PKB 5 kursi. Total, 15 kursi.

Sementara, pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur lainnya didukung masing-masing 13 suara partai politik.

Esthon Leyloh Foenay dan Christian Rotok diusung Gerindra 8 kursi dan PAN 5 kursi. Pasangan Benny Kabur Harman dan Benny Alexander Litelnoni diusung Demokrat 8 kursi, PKPI 3 kursi dan PKS 2 kursi.

Rekam jejak tokoh

Esthon Leyloh Foenay lahir di Kupang, 3 Agustus 1950. Pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi NTT itu mengawali kariernya sebagai tenaga honorer di Pemerintah Provinsi NTT.

Ia kemudian menempuh studi Strata 1 Fakultas Peternakan (Fapet) Undana tahun 1979 dan menjadi pegawai negeri sipil (PNS) pada Setda Provinsi NTT sejak tahun 1976.

Eshton pernah maju di dalam Cagub NTT periode 2003-2008, tapi kalah oleh pasangan Piet Tallo-Frans Lebu Raya. Tahun 2008, ia menjadi calon wakil gubernur mendampingi Frans Lebu Raya dan menang dalam Pilkada itu.

Pasangan Eshton, Christian Rotok adalah mantan Bupati Manggarai selama dua periode, yakni 2005-2010 dan 2010-2015. Christian disebut-sebut sebagai kepala daerah yang cukup berhasil membuka Kabupaten Manggarai dari keterisolasian.

Sosok Benny Kabur Harman cukup dikenal di tingkat nasional. Ia telah malang melintang sebagai praktisi hukum dan politikus.

Pendidikan awal kebanyakan ia jalani di kampung halaman. Selepas SMA tahun 1987, ia merantau ke Malang dan menempuh pendidikan Strata 1 di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

Ia kemudian melanjutkan Magister Hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia Jakarta tahun 1997. Pendidikan terakhirnya dijalani tahun 2006, yakni Doktor di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Saat ini pria asal Pulau Flores tersebut menduduki posisi sebagai anggota Komisi II DPR RI. Ia juga merupakan anggota Fraksi Partai Demokrat.

Pasangan Benny, Benny Alexander Litelnoni adalah pria asal Niki-niki, Amanuban Tengah, Timor Tengah Selatan, NTT, 5 Agustus 1956. Saat ini, ia masih menjabat Wakil Gubernur NTT sejak 16 Juli 2013 mendampingi gubernur Frans Lebu Raya.

Alexander pernah menjabat sebagai Wakil Bupati Timor Tengah Selatan yang mendampingi bupati Paul Victor Roland Mella sejak 6 Maret 2009 hingga 16 Juli 2013.

Nama Marianus Sae pernah menghebohkan jagad pemberitaan, 2013 silam. Ia yang saat itu menjabat Bupati Ngada memblokir bandara dengan penerjunan personel Satpol PP karena manajemen maskapai penerbangan yang dinilainya buruk.

Pria kelahiran Kampung Bobajo, Mangulewa, Golewa, Ngada, NTT, 8 Mei 1962 itu memiliki riwayat pendidikan awal yang memprihatinkan. Saat SMP, ia terpaksa putus sekolah selama empat tahun karena himpitan ekonomi.

Selama itu, Marianus bekerja serabutan, mulai dari bertani, menjadi joki pacuan kuda, pekerja batu bata dan lain-lain.

Namun berkat kerja kerasnya, ia bisa melanjutkan sekolah hingga ke tingkat universitas. Ia berkuliah di Universitas Nusa Cendana, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Administrasi Pendidikan tahun 1985 dan kemudian sukses sebagai pengusaha sekaligus aktivis.

Sementara, pasangan Marianus, Emelia Julia Nomleni terbilang sosok yang kurang dikenal di jagad politik tanah NTT. Ia tercatat pernah menjadi anggota DPRD NTT periode 2009-2014. Namun, setelah itu kader PDI Perjuangan itu tidak lagi terdengar sepak terjangnya.

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dalam sebuah pemberitaan menyebut, memilih Emelia lantaran sosoknya yang sederhana, rapih, tekun dan berbakti kepada masyarakat kecil. Karakter keibuan itu yang membuat Megawati kepincut dengan Emelia.

Viktor Bungtilu Laiskodat juga merupakan sosok yang dikenal publik secara nasional. Saat ini, ia menjabat anggota DPR RI dari Partai NasDem dan ditunjuk menjadi Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI.

Namun, Viktor juga pernah menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar, yakni pada periode 2004-2009.

Nama pria yang juga pernah berkecimpung di dunia hukum tersebut semakin dikenal setelah berpidato di daerah pemilihannya saat reses, 2017 lalu. Pernyataannya mengenai bagaimana masyarakat NTT seharusnya menyikapi isu khilafah itu dinilai kontroversial.

Sementara pasangan Viktor Laiskodat, Josef Adreanus Nae Soi adalah politikus Golkar. Pria kelahiran Mataloko, Flores, NTT, 22 September 1952 itu adalah anggota DPR RI periode 2004-2009, yang dilanjutkan hingga 2014.

Josef mengawali kariernya sebagai akademisi. Ia diketahui pernah berprofesi sebagai guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Maumere Flores mulai tahun 1970 hingga tahun 1972. Setelah itu, ia menjadi dosen Altri Kehakiman Jakarta. Ia pun melanjutkan pekerjaannya menjadi Pembantu Direktur III Altri Kehakiman Jakarta yang dijalaninya mulai tahun 2000 hingga tahun 2005.

Ia mulai beralih ke dunia politik usai diajak politikus Golkar Akbar Tandjung. Kariernya di bawah naungan partai pohon beringin itu perlahan-lahan juga menanjak. Ia tercatat sebagai pengurus DPP Partai Golkar dari tahun 1998 hingga pada tahun 2005. Setelah itu ia menjadi Pokja DPP Partai Golkar.

https://nasional.kompas.com/read/2018/01/12/18261561/fakta-seputar-pilkada-ntt-perang-bintang

Terkini Lainnya

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke