Tito mengatakan, Polri telah berkomunikasi dengan sumber-sumber lain untuk memastikan kebenaran informasi yang beredar tersebut.
"Kami sudah konfirmasi dengan beberapa sumber lain. Intelijen yang punya akses di sana, mereka belum mengetahui pastinya," kata Tito di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Menurut Tito, informasi tersebut bisa saja benar, bisa saja hoax.
Sebab, kabar soal kematian Bahrun Naim bukan kali ini saja merebak.
Kepolisian baru bisa percaya bila melihat langsung atau ada orang yang melihat bahwa Bahrun sudah tewas.
"Bisa betul dia meninggal, bisa juga ini trik dia supaya tidak dikejar," kata Tito.
Tito mengatakan, jika Bahrun benar-benar tewas, maka akan berdampak pada jaringan terorisme di Indonesia.
Sebab, Bahrun merupakan pihak yang berada di tengah-tengah antara elite ISIS pusat di Suriah dengan kelompok teroris di Indonesia.
Bahkan, Bahrun juga kerap berkomunikasi langsung dengan eksekutor atau "pengantin" bom bunuh diri.
Tito menyamakan peran Bahrun dengan Hambali, teroris perancang bom Bali dan sejumlah aksi teroris lain. Saat itu, ia merupakan perantara Al Qaeda dengan Jamaah Islamiyah.
"Kasus bom Thamrin, kasus Masjid Falatehan, dan beberapa kasus lain berhubungan langsung dengan Bahrun Naim," kata Tito.
https://nasional.kompas.com/read/2017/12/12/11382641/kapolri-intelijen-belum-pastikan-tewasnya-bahrun-naim