"Kalau motif, tunggu saja ketangkap, baru tahu motifnya," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis dalam jumpa pers bersama pimpinan KPK di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (24/11/2017).
Idham menyatakan, polisi menggunakan metode penyelidikan induktif dan deduktif. Metode penyelidikan ini sudah kerap disampaikan polisi dalam mengusut kasus Novel.
"Deduktif itu (menelusuri) motif, (motif) bisa banyak, (dari) diri dia, keluarga dia, latar belakang pekerjaan, kita sudah mapping perlahan-lahan," ujar Idham.
Kepolisian Polda Metro Jaya merilis sketsa dua wajah orang yang diduga pelaku penyiraman penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Polisi berharap masyarakat dapat membantu jika mengetahui tentang orang yang diduga pelaku tersebut.
Sketsa tersebut dirilis Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz dalam jumpa pers di gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/11/2017). Jumpa pers tersebut dilakukan seusai pertemuan tertutup antara Kapolda dan pimpinan KPK.
(Baca: Ini Sketsa Dua Wajah yang Diduga Pelaku Penyiraman Novel Baswedan)
Idham menjelaskan, sketsa tersebut hasil kerja dari tim Australian Federal Police (AFP) dan Pusat Inafis Polri. Mereka menganalisis berdasarkan rekaman CCTV di sekitar lokasi penyiraman Novel.
Menurut Idham, polisi baru mendapatkan gambaran wajah pelaku saat ini lantaran kerja sama dengan AFP butuh waktu untuk proses administrasi.
Selain itu, sketsa tersebut juga hasil keterangan para saksi. Penyidik sudah memeriksa hingga 66 saksi.
"Kedua orang ini yang diduga terlibat dalam penyiraman korban Novel Baswedan," ucap Idham.
Idham menambahkan, pihaknya membuka saluran telepon hotline bagi masyarakat yang ingin menyampaikan informasi terkait wajah tersebut. Masyarakat bisa menghubungi nomor telepon 081398844474.
https://nasional.kompas.com/read/2017/11/24/14533091/soal-motif-penyerangan-novel-baswedan-polisi-tunggu-pelaku-ditangkap