Salin Artikel

Dukung Perpanjangan Masa Kerja Pansus, Parpol Lupakan Rakyat

Selebihnya, mayoritas fraksi partai politik di parlemen sepakat dan mendukung masa kerja pansus angket diperpanjang.

Terkait itu, Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro pun mengingatkan partai-partai politik yang mendukung masa kerja pansus angket diperpanjang.

Menurut dia, tak semestinya partai politik itu lupa akan janji-janji manisnya ketika masa kampanye dalam kontestasi demokrasi terdahulu yang akan berpihak pada kepentingan rakyat.

"Dukungan ke pansus itu kan keputusan politik internal partai, itu urusan dapurnya partai. Tapi jangan ngomong urusan dapur, karena bagaimana pun juga butuh massa, butuh masyarakat, butuh rakyat ketika Pileg, Pemilu dan Pilkada," kata Siti kepada Kompas.com, Rabu (27/9/2017).

(Baca: Lagi, Drama "Walk Out" Sidang Paripurna Pansus Angket KPK)

"Partai ini kan katanya rumah demokrasi. Ini tentunya harus direfleksikan tanpa basa basi. Jangan kalau kampanye Pileg, Pemilu Pilkada saja berpihak pada rakyat kecil," tambah dia.

Partai politik, kata Siti, harusnya perlu secara nyata memperlihatkan keberpihakannya kepada kepada masalah yang dihadapi oleh bangsa, misalnya terkait bencana korupsi di negeri ini.

"Bagaimana keberpihakan nyata partai terhadap permasalahan yang dihadapi bangsa. Kalau memahami secara serius bahwa Indonesia sedang menghadapi bencana korupsi. Maka ya menguatkan institusi penegak hukum termasuk institusi pemberantasan korupsi," ujar Siti.

Siti menilai, masyarakat saat ini justru disuguhi sikap dan tindakan partai politik yang tidak "nyambung" antara komitmen dan perilaku partai politik dalam memperjuangkan kepentingan publik.

(Baca: KPK Tak Akan Hadiri Undangan meski Masa Kerja Pansus Diperpanjang)

"Ini kita disuguhi satu gambaran atau tindakan-tindakan dan tutur perilaku yang tidak nyambung, tidak ada konsistensi komitmen di situ. Komitmen politik yang berpihak pada kepentingan nasional pada kebutuhan rakyat yang mana, pada masalah yang luar biasa dihadapi ini," lanjut Siti.

Karenanya, kata Siti, harusnya wakil partai politik yang duduk di parlemen tersebut meyakinkan publik dengan memberikan bukti kinerja yang diharapkan masyarakat seperti dalam mendukung pemberantasan korupsi.

"KPK kan juga ada mekanisme, harusnya prosedur-prosedur yang tidak tepat itu dibenahi diperkuat. Tidak malah justru mengeluarkan sensasi, itu yang dikurangi. Lembaga politik memang harus buat sensasi politik tapi itu sensasinya justru mengurangi kredibilitas DPR sendiri," tutup Siti.

Masa kerja pansus diperpanjang

Diketahui, masa kerja Panitia Khusus Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi diperpanjang setelah Rapat Paripurna, Selasa (26/9/2017), menerima laporan kerja pansus.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah selaku pimpinan rapat menyatakan, dalam laporan Pansus Angket KPK, ada sejumlah hal yang belum diselesaikan karena belum mendapat klarifikasi dari KPK.

Fahri menegaskan, tidak ada aturan yang dilanggar terkait berlanjutnya masa kerja Pansus Angket KPK, meski sudah melaporkan kinerjanya dalam rapat paripurna.

Menurut dia, dalam Pasal 206 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3), laporan Pansus Angket setelah 60 hari kerja tidak bisa disebut laporan akhir. Sebab, Pasal 206 tidak menyebut perihal laporan akhir.

Saat ditanya sampai kapan masa kerja Pansus Angket KPK berakhir, ia menjawab hingga pansus menyelesaikan pekerjaannya. Oleh karena itu, Fahri meminta KPK segera hadir untuk mengklarifikasi temuan Pansus.

Ia juga mendorong agar semua fraksi hadir mengirim anggotanya dalam Pansus Angket KPK.

"KPK harus mau mengkonfirmasi begitu banyak temuan tadi disampaikan. Jadi waktunya kita melakukan dialog nasional untuk semua fraksi hadir," ujar dia.

https://nasional.kompas.com/read/2017/09/27/11065671/dukung-perpanjangan-masa-kerja-pansus-parpol-lupakan-rakyat

Terkini Lainnya

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke