Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Istirahat, Jusuf Kalla Tak Akan Maju Pilpres 2019

Kompas.com - 23/05/2017, 17:26 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengungapkan bahwa ia takkan maju lagi dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) pada 2019.

Hal itu ia utarakan ketika ditanya soal keinginan Dewan Pembina DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie yang menyebut, partainya perlu untuk segera membahas usulan calon wakil Presiden pendamping Jokowi Widodo.

Terlebih, usai partai berlambang Beringin itu resmi mengusung Joko Widodo untuk Pilpres 2019.

"Perlu lah di internal Golkar (dibahas). Golkar perlu mengevaluasi kader yang cocok untuk itu (calon wapres). Yang jelas bukan saya," kata Kalla di rumah dinas Wakil Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/5/2017).

(baca: Novanto: Kita Harus Berjuang Keras Menangkan Jokowi Periode Kedua)

Mantan Ketua Umum Partai Golkar periode 2004-2009 tersebut mengaku ingin beristirahat, ingin meluangkan lebih banyak waktu untuk keluarga.

"Saya kan mau istirahat setelah ini. Pastilah ingin menikmati dengan cucu dan sebagainya," kata Kalla.

(baca: Golkar Buka Peluang Setya Novanto Jadi Cawapres Dampingi Jokowi)

Kalla juga menilai, Golkar memang perlu untuk segera mencari calon pasangan Jokowi. Hanya saja, saat ini waktunya belum tepat.

"Tentang Wapres, memang perlu, tapi persoalannya apa sudah waktunya? Kan Presiden dan Wapres itu selalu bukan keinginan satu partai," kata Kalla.

(baca: Kata Novanto soal Usulan Cawapres Jokowi dari Golkar)

Menurut Kalla, sebelum membahas mengenai masalah calon wakil presiden, Golkar seharusnya membangun koalisi partai terlebih dulu.

"Jadi pembicaraannya koalisi. Tapi kalau untuk menetapkan pada dewasa ini pasti belum waktunya. Karena butuh koalisi juga. Koalisi saja belum terbentuk, apalagi mengusulkan pasangannya," ujar dia.

Kompas TV Rapimnas Golkar Bahas Bahan Pemenangan Pemilu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com