Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Laut Dunia Naik, Konflik di Laut China Selatan Akankah Meredam?

Kompas.com - 20/05/2017, 21:19 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perubahan iklim dunia dengan mencairnya es di Kutub Utara menyebabkan permukaan air laut menjadi naik. Imbasnya, sejumlah pulau di dunia terancam tenggelam.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Maritim Arif Havas Oegroseno mengakui perubahan iklim tersebut punya dampak negatif yang tak dapat dipungkiri. Namun, di Asia Tenggara, ia mengatakan kemungkinan ada dampak positif dari naiknya permukaan air laut yang bisa didapat.

"Kita lihat apa yang akan terjadi dengan perubahan iklim. Es di Artic akan berdampak ke Kanada. Tapi mungkin ada dampak positif di Asean," kata Havas dalam Jakarta Geopolitical Forum di Jakarta, Sabtu (20/5/2017).

Havas berujar, dampak postif dari naiknya air laut itu punya potensi untuk bisa mengurangi ketegangan konflik dalam sengketa Laut China Selatan.

"Dampak meningkatnya permukaan air laut itu terkait dengan masalah geopolitik di LCS. Meningkatnya air laut akan menghapus pulau-pulai di situ (LCS). Jadi tak ada lagi yang bisa diklaim. Yang ada di dalam laut tak bisa diklaim," kata dia.

(Baca: Dua Jet Tempur China Cegat Satu Jet AS di Laut China Selatan)

Karena itu, ia menunggu ]sikap negara-negara di Asia Tenggara menanggapi potensi hal tersebut.

"Jika tak ada pulau, tak ada pantai, maka tak ada yang bisa diklaim. Karena sesuai dengan konvensi hukum laut. Maritim itu harus dihitung dari darat dan perhitunganya dari bentukan alamiah. Sesuatu yang terbentuk alamiah itu baru bisa dipakai sebagai dasar klaim maritim," ucap dia.

Meski demikian, ia mengatakan masalah naiknya permukaan laut yang punya potensi menenggelamkan pulau di LCS tersebut tak serta merta bisa menyelesaikan sengketa di wilayah itu.

"Masalah LCS tidak akan selesai karena penyelesaian LCS berarti penyelesaian siapa yang punya pulau, siapa yang punya karang. Yang merebutkan ada lebih dari lima negara yang diperebutkan itu lebih dari 200 pulau dan karang. Itu tidak akan terjadi," kata dia.

Menurut Havas, yang dapat dilakukan untuk membuat konflik sengketa LCS tersebut tak meluas yakni hanya dengan manajemen dan pengelolaan yang dilakukan lewat Kerangka Code of Conduct (COC Framework) di LCS.

"Manajemen dan pengelolaan itu harus dilakukan oleh COC oleh Asean. Kita sudah buat kerangka untuk mengelola konflik supaya tidak jadi satu konflik yang meluas di kawasan," kata dia.

Kompas TV Tiongkok Sukses Luncurkan Helikopter Militer Pertama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com