Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Joseph Osdar
Kolumnis

Mantan wartawan harian Kompas. Kolumnis 

Secuil Sejarah Mei 1998

Kompas.com - 16/05/2017, 14:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAna Shofiana Syatiri

SABTU pagi yang cerah, 9 Mei 1998, pukul 07.45 waktu Jakarta, Presiden (waktu itu) Soeharto tiba di ruang VVIP Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Setengah jam sebelumnya, Menteri Sosial (kala itu) Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut, juga lewat ruang itu untuk terbang ke Kalimantan Timur dalam rangka kunjungan kerja. Tutut tidak ikut Soeharto ke Kairo, Mesir, untuk menghadiri pertemuan puncak negara-negara Nonblok yang disebut G-15.                                      

Sebelum terbang dengan pesawat khusus MD-11 Garuda, di ruang VVIP Bandara, Soeharto sempat melontarkan kritik kepada para wartawan media massa yang dinilainya ikut memperkeruh krisis saat itu. Soeharto menuduh pers hanya menonjolkan "kebebasan" tidak memperhatikan "tanggung jawab".

Sementara itu, penjual donat di teras bandara untuk penumpang umum sempat nyeletuk kepada saya yang ikut rombongan Soeharto ke Mesir.

"Apakah Pak Harto masih bisa pulang ke Indonesia?" tanya penjual donat itu.

Sedangkan para wartawan yang tidak ikut ke Mesir tetapi hadir di bandara berseloroh tentang para wartawan yang ikut rombongan Soeharto. "Nah, ini dia para calon menteri penerangan pemerintah Indonesia di pengasingan."

Sekitar pukul 08.05 waktu setempat, Soeharto terbang ke Mesir. Kali ini Soeharto tidak berkeliling ke seluruh ruang di pesawat untu menyalami sat per satu rombongan. Ini tidak seperti biasanya bila Soeharto terbang ke luar negeri.          

Sekitar pukul 15.30 waktu setempat, atau pukul 19.30 waktu Jakarta, Soeharto tiba di Kairo, Mesir. Soeharto menginap Hotel Sheraton Heliopolis di kamar suite 2006 sampai nomor 2012.

Rombongan lainnya berjumlah 46 orang juga menginap di hotel itu. Mereka langsung istirahat karena pertemuan puncak G-15 baru dimulai pada Senin 11 Mei dan berakhir pada 15 Mei 1998.

Para wartawan diundang Kedubes RI di Kairo untuk nonton tari perut di kapal pesiar dan restauran di Sungai Nil. Saya dan wartawan kantor berita Antara tidak ikut, ditinggal di hotel karena ketiduran.

Ketika makan malam di restauran hotel, beberapa wartawan dari Jepang mendekati saya dan wartawan Antara. Salah satu dari para wartawan Jepang itu bertanya kepada kami.

"Kami dengar Soeharto itu termasuk orang terkaya di dunia, tapi kekayaannya disimpan di luar negeri."

"Mungkin juga," jawab wartawan Antara, sambil tertawa.

Usai pertemuan puncak G-15, Rabu malam, 13 Mei 1998, waktu Kairo, Soeharto bicara panjang lebar kepada masyarakat Indonesia di gedung Kedubes RI di Kairo.

Dari pertemuan itu, saya mengirimkan berita lewat telepon dari pos keamanan kedutaan. Bunyi berita itu begini:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com