JAKARTA, KOMPAS.com - Terbongkarnya pelaku dan motif penyiraman penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan masih menjadi penantian panjang.
Kepolisian masih "meraba-raba" mengungkap fakta dengan alat bukti yang ada. Sementara itu, nada pesimistis masyarakat mulai pekat.
Koalisi maayarakat sipil mempertanyakan kegesitan polisi dalam mengungkap kasus yang menurut mereka sederhana ini.
Peristiwa ini terjadi 12 hari yang lalu di depan masjid dekat kediaman Novel di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Berikut rentetan waktu kejadian hingga proses pengungkapannya:
11 April 2017:
Kejadian penyiraman
Novel selesai menunaikan shalat Subuh di Masjid Al Ihsan sekitar pukul 05.00 WIB. Ia hendak kembali ke rumahnya yang tak jauh dari masjid ketika dua orang berkendara motor menghampirinya.
Mereka menyiramkan cairan air asam ke wajah Novel. Seketika Novel kesakitan dan berteriak minta tolong. Ia sempat menabrak pohon sebelum kembali ke masjid dan membasuh wajahnya dengan air keran.
Dilarikan ke rumah sakit
Novel langsung dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Polsek Kelapa Gading kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara. Pada sore harinya, Novel dirujuk ke Jakarta Eye Center (JEC) di Menteng, Jakarta Pusat untuk perawatan dengan alat yang lebih memadai.
Polri bentuk tim
Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian membentuk tim khusus untuk menangani kasus penyerangan terhadap Novel. Tim tersebut merupakan gabungan dari Polres Jakarta Utara, Polda Metro Jaya dan Mabes Polri.
Ia memastikan bahwa tim tersebut akan bekerja secara maksimal. Tito juga memerintahkan bawahannya untuk juga keamanan di kediaman Novel dan di rumah sakit tempat Novel dirawat.
12 April 2017:
Dirujuk ke Singapura
Setelah mendapat perawatan di JEC, Novel kemudian dirujuk ke rumah sakit di Singapura. Novel mendapatkan gangguan di mata sehingga harus menjalani pemulihan dengan peralatan yang lebih mumpuni.
Periksa saksi
Penyidik mulai memeriksa sejumlah saksi mata dalam kejadian ini. Polisi juga memeriksa keluarga dan asisten rumah tangga Novel. Tetangga Novel mengaku pernah melihat orang mencurigakan mondar mandir di sekitar rumah Novel menggunakan sepeda motor.
Namun, saat kejadian, mereka tidak melihat jelas ciri-ciri pelaku. Mereka hanya mengetahui ciri-ciri pelaku menggunakan jaket hitam, helm dan berboncengan menggunakan sepeda motor.
Sementara itu, menurut asisten rumah tangga Novel, pernah ada seorang pria berperawakan tinggi mendatangi kediaman Novel.