Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inpres soal Reforma Agraria Belum Bisa Terwujud dalam Waktu Dekat

Kompas.com - 12/04/2017, 06:19 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Permintaan Presiden Joko Widodo soal segera dilaksanakannya program redistribusi lahan dan reforma agraria nampaknya belum bisa terwujud dalam waktu dekat.

Para menteri terkait masih membutuhkan waktu untuk singkronisasi program tersebut.

"Pak Menko Ekonomi akan rapat lagi supaya tepat sasaran," ujar Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Program redistribusi lahan dan reforma agraria terdiri dari dua komponen besar, yakni mekanisme redistribusi dan dasar legalitas.

(Baca: DPR Ingatkan agar Reforma Agraria Punya Payung Hukum Jelas)

Sofyan mengatakan, persoalan yang menyangkut dasar legalitas sudah rampung. Menteri-menteri terkait tinggal menyelesaikan sisa persoalan tentang mekanisme redistribusi.

"Tinggal bagaimana menyelesaikan komponen pertama, itu yang redistribusi. Jadi yang paling penting, di mana tanahnya, siapa yang akan mendapatkan, bagaimana mekanismenya," lanjut Sofyan.

Menteri terkait juga belum menentukan berapa jumlah warga yang menerima program redistribusi lahan dan reforma agraria.

Selain itu, menteri terkait juga belum menemukan solusi dalam hal kelanjutan lahan yang diberikan.

"Takutnya nanti ketika masuk ke generasi kedua, dipecah lagi. Jadi yang seperti ini harus dibikin struktur supaya petani ini tidak jatuh miskin. Karena kalau tanah dipecah, menjadi kecil dan tidak produktif," ujar Sofyan.

Diberitakan, Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas membahas pemerataan ekonomi Indonesia di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa siang.

Dalam rapat terbatas itu, Presiden ingin langsung membahas kebijakan dalam rangka mewujudkan pemerataan ekonomi, yakni redistribusi lahan dan reforma agraria.

(Baca: Mempercepat Reforma Agraria)

"Kali ini kita akan langsung masuk ke penajaman, distribusi seperti apa, apa yang diberi, siapa yang diberi dan berapa hektare. Apa kelompok tani, nelayan atau pondok pesantren. Sehingga nanti jelas siapa yang mendampingi," ujar Jokowi saat membuka rapat.

Bahkan, Presiden meminta program redistribusi lahan dan reforma agraria bisa langsung diluncurkan pada saat Kongres Ekonomi Umat bertemakan "Arus Baru Ekonomi Indonesia" pada 22-24 April 2017 di Jakarta yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Pada saat kongres umat tersebut, syukur-syukur sudah ada (rakyat) yang dibagi. Ini waktu sudah mepet. Kalau itu bisa, akan lebih baik," ujar Jokowi.

Kompas TV Harapan Jokowi pada Pembangunan Maritim
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com