Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kalinya, Panitia Seleksi Calon Polisi Diambil Sumpah

Kompas.com - 21/02/2017, 12:43 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya dalam sejarah kepolisian, panitia penerimaan anggota kepolisian disumpah untuk tidak melanggar tugasnya dalam melakukan seleksi calon polisi.

Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia Irjen Arief Sulistyanto mengatakan, sebelumnya belum pernah adanya pengambilan sumpah panitia seleksi.

"Ini pertama kalinya panitia seleksi penerimaan anggota Polri disumpah. Tanggungjawab bukan kepada saya atau Kapolri, tapi kepada Tuhan," ujar Arief sebelum mengambil sumpah panitia di ruang Pusat Pengendalian Krisis (Pusdalsis) Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/2/2017).

Sebanyak 13 panitia dari Mabes Polri membaca sumpah di hadapan jajaran Polda yang melihat langsung melalui video conference.

Setidaknya ada tujuh poin yang dibacakan dalam sumpah tersebut.

Salah satunya berbunyi "Bahwa saya tidak akan membantu atau menolong kelulusan calon dengan meminta atau menerima imbalan dalam bentuk apapun".

Arief meminta panitia untuk mengubah stigma masyarakat mengenai rekrutmen anggota Polri. Selama ini, masyarakat memandang bahwa proses ini banyak didapati praktik transaksional.

Sumpah tersebut merupakan penekanan komitmen Polri untuk melakulan sistem rekrutmen yang bersih dan bertanggungjawab.

"Harus bisa menjaring dan memilih anggota polisi yang berkualitas, tidak terjadi penyimpangan dalam semua proses baik dalam pemeriksaan kesehatan, dan lain-lain," kata Arief.

Dengan demikian, penyeleksi yang sudah disumpah harus menjaga diri dan menjauhi potensi pelanggaran selama proses rekrutmen. Seleksi murni dari kriteria dan kemampuan calon peserta tersebut.

Masyarakat juga diingatkan untuk tidak mencoba memengaruhi panitia agar menerima seseorang menjadi anggota polisi.

"Jadi tidak ada yang dirugikan, tidak ada yang memanfaatkan rekrutmen untuk kepentingan pribadi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P di Pilkada DKI 2024 Ketimbang Ahok

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P di Pilkada DKI 2024 Ketimbang Ahok

Nasional
Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Nasional
KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Nasional
Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Nasional
Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Nasional
Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

Nasional
Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Nasional
Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Nasional
Prabowo 'Tak Mau Diganggu' Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

Prabowo "Tak Mau Diganggu" Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

Nasional
JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

Nasional
Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

Nasional
Polri Buru Dalang 'Illegal Fishing' Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

Polri Buru Dalang "Illegal Fishing" Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

Nasional
Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com