Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benny K Harman: Tindak Tegas FPI jika Melanggar Hukum

Kompas.com - 19/01/2017, 09:11 WIB
Pascal S Bin Saju

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Benny K Harman, Kamis (19/1/2017), mengeritisi ketegangan yang melibatkan Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), dan kepolisian dalam hal ini Polda Jawa Barat.

Benny melihat gesekan antar-oganisasi massa (ormas), dalam hal ini FPI dan GMBI, seharusnya tidak perlu terjadi, jika polisi bersikap tegas dalam menegakkan hukum dengan memaksimalkan fungsinya sebagai penjaga ketertiban dan keamanan.

“Negeri ini mengakui hak atas kebebasan berserikat. Hak FPI untuk berserikat pun harus dihormati. Namun, jika FPI melanggar hukum, bertindak anarkis, hendak mengubah Pancasila, dan sewenang-wenang ditindak tegas,” katanya.

Menurut Benny, jika FPI melakukan kekerasan atau melanggar hukum, bertindak keluar dari tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 45, harus direspons dengan proses hukum.

“Bukan sebaliknya, yakni dengan membuat ormas tandingan untuk melawan kelompok radikal,” kata kader Partai Demokrat ini sambil mengingatkan, radikalisme jangan diberi ruang di NKRI.

Itu sebabnya, Benny menilai langkah Kepala Polda Jawa Barat, Irjen Anton Charliyan, yang diduga membentuk GMBI untuk melawan kelompok radikal tersebut sebagai tindakan yang tidak patut.

“Kenapa kewenangan negara yang ada padanya (Kapolda Jabar) tidak digunakan? Aneh kan?” kata doktor dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini.

Tegakkan hukum

Polri, termasuk Polda Jawa Barat, jangan membentuk dan membina ormas untuk dibenturkan dengan ormas lain yang melanggar hukum.  

Menurut Benny, FPI memiliki hak untuk eksis di negeri ini, tetapi harus tunduk pada aturan hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang Bhineka Tunggal Ika dan berasaskan Pancasila.

“Jika FPI melanggar hukum dan anarkis, ingin menggantikan Pancasila atau mengeluarkan ancam apapun yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara, Polri harus memproses mereka secara hukum pula,” katanya.

 “Tegakkan aturan hukum, itu tugas polisi, untuk melawan preman, bukan dengan membentuk organisasi tandingan,” ujar pendiri Center for Information and Economic-Law Studies (CINLES) ini.

“Institusi Polri tidak boleh tunduk dan lemah terhadap siapa saja yang melanggar hukum, yang bertindak anarkis,” katanya.

Menurut Benny, membentuk ormas baru untuk melawan FPI identik dengan tindakan mengadudomba kelompok masyarakat.  

Jangan lemah

“Apakah Polri lemah atau kalah melawan FPI sehingga harus mobilisasi dukungan masyarakat? Harus membentuk ormas baru melawan FPI?” tanya Ketua Komisi III DPR RI periode 2009-2011 ini.

Dalam konteks kebebasan menggunakan hak berserikat, sebagai esensi keberagaman dan kemanjemukan, negara harus menghargai hak atas kebebasan berkumpul bagi setiap warga negara baik atas dasar suku, agama, etnik, kepentingan, dan asal usul daerah.

“Untuk mengawal keberagaman, tidak ada cara lain selain dengan menegakkan hukum. Hukum harus menjadi panglima, ditegakkan untuk mencegah konflik horisontal berdasarkan suku, agama, dan etnik,” katanya.

Tugas utama institusi Polri ialah menegakkan aturan hukum. Hukum harus tegas tehadap siapapun yang melanggar aturan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Hardiknas 2024, Fahira Idris: Perlu Lompatan Peningkatan Kualitas Pengajaran hingga Pemerataan Akses Pendidikan

Nasional
Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Sadar PTUN Tak Bisa Batalkan Putusan MK, PDI-P: Tapi MPR Punya Sikap untuk Tidak Melantik Prabowo

Nasional
Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Surya Paloh Sungkan Minta Jatah Menteri meski Bersahabat dengan Prabowo

Nasional
Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Anies Respons Soal Ditawari Jadi Menteri di Kabinet Prabowo atau Tidak

Nasional
Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com