JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno meminta kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk tidak hanya berfokus pada transportasi di darat.
Ia menilai transportasi di laut juga harus diperhatikan, terutama setelah musibah kebakaran kapal Zahro Express di perairan utara Jakarta, kemarin.
"Sekarang yang dibenahinya jangan di darat Jakarta saja, tapi bagaimana juga yang ada di laut," kata Djoko saat dihubungi, Senin (2/1/2017).
Kapal Motor Zahro Ekspress membawa lebih dari seratus orang yang hendak pergi berlibur ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu.
Pengamat dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Jawa Tengah itu menilai, tidak terjaminnya sarana transportasi di laut akan berimbas pada kunjungan wisatawan.
Untuk itu, lanjut dia, pengawasan terhadap kapal yang hendak berlayar harus diperketat.
"Regulasinya sudah lengkap. Tinggal pengawasan di lapangan saja sekarang. Pemerintah pusat dan Pemprov yang awasi," ujar Djoko.
(Baca juga: Menhub Sebut Ada Kelalaian dalam Kasus Terbakarnya Kapal Zahro Express)
Berdasarkan data yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat 23 orang korban meninggal dunia.
Selain itu, ada belasan penumpang lain yang masih hilang, luka-luka, dan selamat pulang ke kediaman masing-masing.
Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono memastikan pihak terkait, termasuk pemerintah, menginvestigasi semua prosedur dan manajemen kegiatan pelayaran di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara.
Berdasarkan data dari Kemenhub, penumpang PM Zahro Ekspress berjumlah 184 orang. Korban selamat berjumlah 130 orang.
Sedangkan, korban meninggal dunia saat ini diketahui berjumlah 23 orang. Sebanyak 22 korban tewas ditempatkan di RS Polri untuk identifikasi dan satu korban tewas ada di RS Cipto Mangunkusumo.
Korban yang tengah dirawat tersebar di beberapa rumah sakit. Tujuh belas orang sedang menjalani perawatan di RS Atma Jaya, Pluit, Jakarta Utara.
Empat orang telah dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat dan satu orang di RS Polri, Jakarta Timur. Dua orang dirawat di RS Pantai Indah Kapuk dan tujuh orang di RS Pluit di Jakarta Utara.