Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat, Makanan, dan Alat Berat Paling Dibutuhkan di Lokasi Gempa Aceh

Kompas.com - 07/12/2016, 17:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Korban gempa di dua kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam membutuhkan banyak bantuan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho merinci kebutuhan apa saja yang mendesak bagi para korban.

"Yang mendesak itu tenaga medis, obat-obatan, peralatan kesehatan, dan makanan siap saji," ujar Sutopo saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (7/12/2016).

(Baca: Aceh Utara Kirim 18 Dokter untuk Bantu Korban Gempa di Pidie

Selain itu, dibutuhkan pula alat berat supaya mempermudah pelaksanaan evakuasi, terutama di daerah yang bangunannya banyak yang runtuh.

"Di salah satu kecamatan di Pidie Jaya saja baru dikerahkan tiga ekskavator," ujar Sutopo.

Sutopo mengatakan, bantuan bagi korban gempa masih seadanya. Bantuan paling banyak datang dari sumbangan masyarakat daerah sekitar.

Catatan BNPB, hingga Rabu siang, bantuan yang sudah diberikan ke korban hidup antara lain 500 paket family kit, 500 paket hygiene kit, 1.000 lembar selimut, 200 kantong jenazah, 50 potong rompi, dan 500 tarpaulin.

(Baca: Wapres JK: Kamis Besok, Presiden ke Aceh)

Gempa berkekuatan 6,4 magnitudo itu terjadi pada Rabu pukul 05.03 WIB. Gempa berlokasi di 18 kilometer timur laut Kabupaten Pidie Jaya, 34 kilometer Barat Laut Kabupaten Bireun, 48 kilometer laut Kabupaten Pidie, 121 kilometer tenggara Banda Aceh, dan 1.716 kilometer barat laut Jakarta.

Gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi terjadi tsunami.

BNPB mencatat, hingga pukul 13.10 WIB, korban meninggal dunia mencapai 52 orang. Selain itu, korban luka berat mencapai 72 orang dan korban luka ringan mencapai 200 orang. Tercatat, 10.000-an santri turut terkena dampak gempa.

Kompas TV Gempa Aceh, JK: Semua Kebutuhan Sudah Siapkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com