Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Ada Kelompok yang Ingin Goyang Persatuan Indonesia

Kompas.com - 01/11/2016, 18:37 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku serta agama.

Dalam keragaman tersebut, Indonesia berhasil menemukan formula untuk bersatu sebagai sebuah bangsa.

Meski demikian, persatuan Indonesia kerap menghadapi berbagai tantangan.

"Ada kelompok-kelompok yang ingin menggoyang persatuan Indonesia. Dengan aksi teror seperti peristiwa bom Bali tahun 2002 dan juga bom di Thamrin Jakarta di awal 2016," kata Jokowi saat membuka World Peace Forum keenam di Istana Negara, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

"Namun, dengan semangat kesatuan dan semangat gotong royong yang kami miliki, Indonesia berhasil mengatasi aksi-aksi teror tersebut dan mereka gagal melumpuhkan kita," tambah Jokowi.

Jokowi mengatakan, Indonesia yang beragam bisa menjadi satu bangsa yang sulit dipecah belah karena berlandaskan dua hal.

Pertama, Indonesia memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa, panduan cara berpikir dan bertindak, serta melangkah maju.

Kedua, dan sama pentingnya, lanjut dia, Indonesia juga memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika, sebuah pepatah lama di Indonesia yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu.

"Dan inilah yang selalu menjadi pegangan kami," ujar Kepala Negara.

Jokowi menilai, aksi-aksi teror yang terjadi di Indonesia merupakan hasil dari ekstremisme kekerasan, yang juga menjadi penyebab aksi teror serupa di negara lain.

Sementara ekstrimisme kekerasan, lanjut dia, penyebab utamanya adalah ketidakadilan yang bersifat global.

"Karena itu, untuk mengatasi isu global ini, untuk mengatasi ekstremisme kekerasan, diperlukan aksi kolektif kita bersama untuk melawannya," tambah Jokowi.

Jokowi percaya bahwa WPF yang keenam ini akan dapat menghadirkan dialog yang produktif dan memperkuat usaha bersama dalam menghadirkan kedamaian di negara masing-masing dan perdamaian dunia.

Sebab, dalam forum ini ada pemuka agama, pembuat kebijakan, pakar, politikus, serta aktivis dari berbagai belahan dunia.

"Saya berharap kegigihan WPF ini dalam mempromosikan perdamaian di dunia dapat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang untuk memperjuangkan perdamaian, untuk melawan intoleransi, melawan provokasi kekerasan untuk bisa mengatakan bahwa kami tidak takut terhadap ancaman dan aksi teror. Untuk memiliki keberanian dan secara lantang mengatakan kami ingin perdamaian, bukan kekerasan," papar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com