Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Agung Bantah Ada Politisasi Terkait Pencarian Dokumen TPF Munir

Kompas.com - 24/10/2016, 15:18 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Agung Muhammad Prasetyo menegaskan bahwa tidak ada upaya politisasi terkait pencarian dokumen laporan tim pencari fakta (TPF) kasus pembunuhan pegiat hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib.

Dokumen tersebut diduga hilang pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Sebab, berdasarkan informasi yang dia terima, TPF saat itu telah menyerahkan dokumen asli ke SBY. Namun, penyerahan bukan ke Sekretariat Negara.

Hal tersebut disampaikan Prasetyo saat menanggapi pernyataan Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono melalui akun Twitter pribadinya, @SBYudhoyono, yang menyebut perbincangan publik ada yang berada dalam konteks, namun ada pula yang bernuansa politik.

"Tidak ada politisasi. Tidak benar yang namanya mempolitisasi hak asasi manusia," ujar Prasetyo saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (24/10/2016).

(baca: Jaksa Agung Siap Sambangi SBY untuk Cari Dokumen TPF Munir)

Prasetyo menuturkan, semua pihak sebaiknya bersikap positif selama pihaknya melakukan pencarian dokumen TPF Munir.

Menurut dia, upaya pencarian tersebut hanya melanjutkan apa yang sudah diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo dan tidak perlu ada pertentangan pendapat.

"Di mana politisasinya? Tidak ada politisasi-politisasian. Kita ini mau mencari kebenaran. Jangan ada tuduhan seperti itu. Saya hanya melanjutkan apa yang ada," kata Prasetyo.

"Mestinya semua pihak harus menanggapi secara positif, jangan negative thinking," tambah dia.

(baca: Demokrat Minta Jaksa Agung Juga Tanya Megawati soal Kasus Munir)

Menurut Prasetyo, selama ini Pemerintah tidak menyimpan dokumen hasil penyelidikan TPF Munir.

Baik Kementerian Sekretariat Negara dan aparat penegak hukum tidak mengetahui keberadaan dokumen itu.

"faktanya nggak ada kok, bagaimana? Sedangkan di lingkungan Setneg aja enggak, ada apalagi di tempat lain," tutur Prasetyo.

(baca: Polemik Dokumen Laporan TPF Munir, Ini Kata SBY)

Halaman:


Terkini Lainnya

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com