Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Minta agar "Situation Room" Kepresidenan Tak Bocor, Misalnya oleh Wikileaks

Kompas.com - 18/10/2016, 19:32 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Istana Kepresidenan berencana memperbarui situation room kepresidenan. Meski belum diajukan, rencana anggaran pembaruan itu telah dikomunikasikan dengan Komisi II DPR RI.

Anggota Komisi II DPR, Selasa (18/10/2016), telah datang meninjau ruangan itu. Dalam kunjungannya, Komisi II DPR RI memberikan tiga catatan penting kepada eksekutif terkait pembaharuan ruang pusat kendali kepresidenan tersebut.

"Pertama, kami menekankan keamanan dari situation room ini," ujar Wakil Ketua Komisi II DPR RI Lukman Edy usai peninjauan.

Mengingat ruangan itu akan menjadi pusat kendali dan lintas kordinasi antara presiden dengan kementerian/lembaga serta dengan pemerintah daerah, keamanannya harus terjaga dan terjamin.

"Kami tidak ingin menemukan, misalnya tiga bulan, satu tahun atau dua tahun ke depan itu dibocorkan oleh Wikileaks, misalnya," ujar Lukman.

Kedua, Komisi II meminta agar situation room itu memprioritaskan pada konflik lahan.

Catatan Komisi II, konflik lahan di penjuru Indonesia sudah sangat membahayakan integrasi bangsa karena potensi konflik horizontal yang tinggi.

Ketiga, Komisi II juga meminta agar situation room itu memprioritaskan tensi konflik Pilkada, secara khusus di Aceh dan Papua.

"Supaya hal semacam itu dipantau dan diantisipasi dari awal kemungkinan potensi konfliknya. Khususnya Aceh," ujar Lukman.

(Baca juga: Komisi II DPR Janji Setujui Penambahan Anggaran "Situation Room" Kepresidenan)

Hingga saat ini Komisi II DPR belum mengetahui berapa anggaran yang diajukan eksekutif untuk memperbarui situation room itu.

Namun, Lukman memastikan bahwa Komisi II siap untuk menyetujui penambahan anggaran itu.

"Kami melihat harus dioptimalkan dari sisi anggaran di 2017 supaya situation room ini bisa menggambarkan kebesaran NKRI. Harus di-support oleh anggaran yang besar," ujar Lukman.

Kompas TV Jokowi Gelar Kontes Domba & Kambing di Istana
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com