JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menilai waktu kampanye tiga bulan cukup untuk mengorbitkan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk menandingi petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Bahkan menurut Arsul durasi waktu selama itu memadai pula untuk memenangkan seorang calon yang popularitasnya di awal rendah.
Hal itu disampaikan Arsul menanggapi rencana PPP, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat yang akan mengumumkan bakal calon gubernur dan wakil gubernur.
(Baca: Selasa Besok, Empat Partai Finalisasi Pembentukan Poros Baru untuk Pilkada DKI)
Salah satu nama yang disebut koalisi itu dan dianggap bisa jadi sebagai antitesa Ahok adalah Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.
"Tiga bulan itu waktu yang cukup untuk mengangkat elektabilitas seorang calon dan juga cukup untuk menjatuhkan elektabilitas lawan," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
Karena itu Arsul menambahkan PPP bersama tiga partai lainnya masih terus melakukan simulasi pasangan calon sebelum difinalisasi malam ini.
Dengan mencalonkan pasangan yang memiliki elektabilitas tinggi tentu akan memudahkan keempat partai itu dalam menyusun strategi mengalahkan petahana.
"Jadi entah siapapun yang nanti kami usung, kami yakin bisa menyaingi petahana karena telah disimulasikan secara ketat dan kami punya waktu tiga bulan yang sangat cukup untuk memenangkan calon kami," lanjut Arsul.
(Baca: Malam Ini Koalisi Penantang Ahok Rapat di Cikeas)
Sebelumnya beredar kabar nama Anies Baswedan akan diusung PPP, PAN, PKB, Demokrat pasca deklarasi Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat oleh PDI-P, Selasa (20/9/2016) kemarin.
Beberapa partai yakni PKB, PPP, dan Demokrat pun mengakui Anies merupakan salah satu bakal calon Gubernur DKI Jakarta yang dipertimbangkan.