Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Cak Nur

Kompas.com - 28/08/2016, 07:31 WIB

Oleh: Sukidi

Sabtu (27/8) ini, Omi Komaria Madjid selaku Ketua Pembina Nurcholish Madjid Society menyelenggarakan haul ke-11 atas wafatnya Nurcholish Madjid alias Cak Nur pada 29 Agustus 2005.

Peringatan tahunan ini menjadi momentum untuk mengenang kembali figur Cak Nur yang telah mendedikasikan pikiran dan hidupnya untuk mewujudkan "keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan" secara harmonis. Inilah tanda bakti Cak Nur kepada Indonesia.

Tanda bakti Cak Nur itu terekam sejak awal perjuangan hidupnya. Dalam buku Hidupku Bersama Cak Nur (2015), Omi Komaria Madjid merepresentasikan Cak Nur muda sebagai orang desa yang berasal dari keluarga petani di Mojoanyar, Jombang, dan "mau berjuang untuk orang lain".

Spirit perjuangan ini terefleksikan dalam surat Cak Nur ke Omi agar "jangan sampai tebersit dalam pikiran kita, biar orang lain saja yang berjuang."

Cak Nur muda berinisiatif dalam merawat perjuangan untuk Indonesia, yang merupakan warisan dari tradisi keluarga santri.

Ayahnya, Abu Thahir, adalah santri NU yang menimba ilmu-ilmu Islam dari pendiri NU, KH Hasyim Ash'ary, tetapi berafiliasi secara politik dengan Masyumi.

Karena itu, Cak Nur dinilai sebagai "anak Masyumi yang kesasar" di lingkungan santri NU.

Warisan keluarga santri dengan afiliasi politik Masyumi ini memberikan kontribusi perdana atas formasi diri Cak Nur sebagai Muslim asketis yang berpikiran modern, berspirit perjuangan.

Menjadi Muslim modern

Pondok Pesantren Modern Gontor menjadi laboratorium pendidikan yang kondusif untuk formasi keislaman dan kemodernan Cak Nur.

Di pesantren pilihan ayahnya ini, Cak Nur bukan hanya makin memperkukuh ilmu-ilmu Islam berbahasa Arab dengan sistem modern, melainkan juga mulai fasih berbicara dan berpidato dengan bahasa Inggris.

Penguasaan bahasa Inggris mempermudah Cak Nur memperkaya khazanah pengetahuan modern tanpa kehilangan jati dirinya sebagai Muslim asketis yang berakar pada tradisi Islam.

Karena itu, ketika lulus dari Gontor (1960) dan jadi mahasiswa IAIN Jakarta, Cak Nur tumbuh jadi intelektual Muslim yang fasih dalam khazanah tradisi Islam klasik dan literatur modern berbahasa Inggris.

Spirit perjuangan Cak Nur diartikulasikan melalui pergerakan Islam, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). HMI didirikan pada 5 Februari 1947 oleh Lafran Pane (1922-1991) untuk: (1) "membela negara Republik Indonesia dan menaikkan harkat rakyat Indonesia" serta (2) "menjaga dan memajukan agama Islam".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Nasional
PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

Nasional
Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Nasional
PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

Nasional
PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

Nasional
Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Nasional
Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Nasional
Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

Nasional
Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

Nasional
Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

Nasional
Densus 88 Kuntit JAM Pidsus, Hari-hari Penuh Tanya

Densus 88 Kuntit JAM Pidsus, Hari-hari Penuh Tanya

Nasional
Cegah Dehindrasi, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Terbiasa Minum Oralit

Cegah Dehindrasi, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Terbiasa Minum Oralit

Nasional
Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

Tema Hari Lansia Nasional 2024 dan Sejarahnya

Nasional
Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Poin-poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Bicara Kecurangan Pemilu sampai Kritik Revisi UU MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com