Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Gali Keterangan Tiga Koordinator Jemaah Haji yang Ditangkap di Filipina

Kompas.com - 26/08/2016, 19:33 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan bahwa penyidik Bareskrim Polri yang dikirim ke Filipina sudah menggali keterangan terhadap tiga koordinator jemaah calon haji yang ditangkap di sana.

Namun, polisi masih terus menggali keterangan ketiga koordinator itu guna memastikan apakah memiliki keterlibatan secara langsung dengan para agen perjalanan yang memberangkatkan para jemaah haji atau turut menjadi korban.

"Jadi baru tiga. Apakah mereka terlibat langsung atau dia (tiga koordinator) juga dalam posisi korban, belum bisa disimpulkan saat ini," kata Boy Rafli di Mabes Polri, Jumat (26/8/2016).

Boy menjelaskan, tim penyidik Bareskrim terbagi dua, yakni tim yang diberangkatkan ke Filipina dan tim penyidik di Indonesia.

Tim yang di Indonesia, kata Boy, juga sedang mencari keterangan dari koordinator yang tersebar di sejumlah daerah.

"Sekarang ini berupaya agar para koordinator dari masing-masing daerah lainnya itu bisa diambil keterangan. Ada yang dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan lainnya," kata dia.

(Baca juga: Polri Selidiki Dugaan Penipuan Agen Travel Haji)

Ia melanjutkan, hingga saat ini masih delapan agen perjalanan terindikasi ilegal yang memberangkatkan 177 calon jemaah haji, kemudian ditangkap di Filipina. Polri akan terus melakukan penggalian keterangan.

"Sementara kami ketahui, kami duga ada sampai tujuh atau delapan travel agency yang tercatat. Sementara yang terungkap dari proses penyelidkan pemeriksaan kepada para koordinator ini," ujarnya.

Sebanyak 177 warga negara Indonesia (WNI) yang akan naik haji ditangkap di Filipina. Mereka dicegah sebelum naik ke pesawat, Jumat (19/8/2016) menuju Madinah, Arab Saudi.

Agen perjalanan menawarkan pemberangkatan ibadah haji kepada mereka dengan biaya 6.000 hingga 10.000 dolar Amerika Serikat (AS).

(Baca juga: Menko Polhukam: 177 WNI Calon Haji yang Ditahan Filipina Bukan Pelaku Penipuan)

Para calon jemaah haji itu berangkat ke Arab Saudi untuk ibadah haji dengan memanfaatkan kuota cadangan yang diberikan pemerintah Arab Saudi kepada negara Filipina, karena kuota di Indonesia tidak mencukupi jumlah masyarakat yang ingin segera melakukan ibadah haji.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly sebelumnya juga mengatakan bahwa pihaknya akan mengusut terkait adanya dugaan oknum yang terlibat sindikat pemalsuan paspor yang beroperasi di Filipina.

Kompas TV Soal Paspor Palsu, Kepala Kelompok Bimbingan Haji Diperiksa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat 'Geo Crybernetic'

Lemhannas Dorong Reaktualisasi Ketahanan Nasional Lewat "Geo Crybernetic"

Nasional
Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Sukseskan WWF 2024, Pertamina Group Paparkan Aksi Dukung Keberlanjutan Air Bersih

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

ICW Dorong Dewas KPK Tetap Bacakan Putusan Kasus Nurul Ghufron, Sebut Putusan Sela PTUN Bermasalah

Nasional
Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com