Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasekjen PDI-P: Ahok-Djarot Skema Lama PDI-P

Kompas.com - 12/08/2016, 15:56 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, skema menduetkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat untuk maju Pemilu Gubernur DKI Jakarta 2017 bukan wacana baru.

PDI-P, kata Basarah, sudah mendukung Ahok sejak Pilgub DKI 2012, yang berduet bersama Joko Widodo.

"Skenario Ahok-Djarot itu sudah skema lama PDI-P yang memang kami punya komitmen sejak mendukung Ahok jadi cawagub Jokowi 2012," ujar Basarah di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (12/8/2016).

(Baca: Sekjen PDI-P: Peluang Risma Jadi Cagub DKI Masih Terbuka)

Skema Ahok-Djarot sebelumnya diungkapkan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto. Salah satu opsinya adalah mendukung petahana Ahok dan Djarot.

Basarah menyinggung dukungan pihaknya ketika DPRD DKI hampir tak mau melantik Ahok sebagai Gubernur DKI ketika menggantikan Joko Widodo yang terpilih sebagai Presiden.

(Baca: PDI-P Ingatkan Ahok, Jokowi Saja Kesulitan Jika Tak Didukung Parpol)

Kemudian, Ahok juga hampir dimakzulkan setelah membuat APBD tandingan. Bahkan, PDI-P menjadikan Ahok sebagai percontohan kepala daerah yang mampu memimpin daerah yang berlatar belakang etnis berbeda dengan pemimpinnya.

"PDI-P dulu di depan membela Pak Ahok, bahkan kami ingin melanjutkan duet Pak Ahok untuk Pilkada 2017. Hanya saja dalam prosesnya Ahok rusak semua momentum itu," kata Anggota Komisi III DPR itu.

Kompas TV 7 Parpol Bentuk "Koalisi Kekeluargaan" Pilkada DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com