JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Remotivi Muhamad Heychael meminta Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat untuk mempublikasikan hasil penilaian selama proses pemilihan komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) periode 2016-2019 berlangsung.
"Tidak pernah dipublikasikan. Bukan cuma DPR, harusnya peringkat di pansel itu ditunjukkan," kaya Heychael saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/7/2016).
Menurut Heychael, DPR perlu menunjukkan semua penilaian, sejak peringkat dari tim pansel dan peringkat calon komisioner dalam uji kelayakan dan kepatutan. Dengan demikian, proses pemilihan berjalan transparan.
"Itu harus diperjelas. Bahkan indikatornya. Apa indikator DPR dalam memilih," ucap Heychael.
Heycahel mengatakan, publikasi penilaian diperlukan agar publik memahami pertimbangan DPR.
Menurut dia, saat ini publik dalam situasi bertanya-tanya terhadap penilaian DPR yang memilih mayoritas komisioner dengan rekam jejak yang minim dalam media dan penyiaran.
"Kalau melihat situasi sekarang, saya mengaitkan ini dengan 2019, kan pemilu. Ini kejadian yang sama dengan pemilihan 2013 Kemarin. Rumor yang berkembang ada peran parpol dalam mengatur pemilihan KPI," ujar Heychael.
(Baca juga: Komisioner KPI Dinilai Minim Rekam Jejak, Remotivi Akan Terus Memantau)
Komisi I DPR telah menuntaskan proses uji kepatutan dan kelayakan komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) periode 2016-2019, Selasa (19/7/2016).
Dari total 27 nama, terpilih sembilan nama yang dipilih melalui proses voting.
Sembilan orang tersebut mendapatkan suara terbanyak dan dinilai memenuhi kriteria penilaian yang ditentukan Komisi I.
Berikut sembilan nama komisioner KPI terpilih:
1. Nuning Rodiyah
2. Sudjarwanto Rahmat Muhammad Arifin
3. Yuliandre Darwis
4. Ubaidillah
5. Dewi Setyarini
6. H Obsatar Sinaga
7. Mayong Suryo Laksono
8. Hardly Stefano Fenelon Pariela
9. Agung Suprio