JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) mencatat adanya peningkatan signifikan dalam kasus penyiksaan di Indonesia, dari sebelumnya sekitar 90 kasus menjadi 134 kasus.
Staf Divisi Hak Sipil Politik Kontras, Satrio Wirataru mengatakan, dari penelitian yang dilakukan Kontras, mayoritas pelakunya merupakan petugas kepolisian.
"Pelaku penyiksaan masih didominasi Polri. Dari 134 kasus, 91 tindakan penyiksaan dan perbuatan tidak manusiawi dilakukan polisi," ujar Satrio dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (25/6/2016).
Hasil tersebut didapat Kontras dari hasil pemantauan melalui pemberitaan media periode Mei 2015-Mei 2016. Sebanyak 134 kasus itu melibatkan 260 korban yang mayoritas berusia 15-25 tahun.
Sementara di urutan kedua pelaku penyiksaan paling banyak yakni anggota TNI dengan 24 tindakan dan petugas lembaga pemasyarakatan sebanyak 19 tindakan.
Menurut Satrio, umumnya tindak penyiksaan ini terjadi di daerah yang padat penduduk dan banyak disorot oleh media seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
"Tindakan oleh polisi ini kebanyakan terjadi pada tingkatan polsek dan polres, di wilayah Indonesia," kata Satrio.
Dari hasil pemantauan media juga, didapati sebanyak 66 persen penyiksaan dilakukan di sel tahanan dan peristiwa terjadi saat dilakukan pemeriksaan. Sementara sisanya dilakukan di tempat publik, rumah korban, dan juga kantor.
"Ini menunjukkan watak kekerasan dan brutalisme aparat masih tinggi dalam mengelola dinamika penyidikan," kata Satrio.
Satrio mengatakan, salah satu kasus yang menonjol adalah kasus terduga teroris asal Klaten, Siyono. Siyono tewas di dalam mobil karena melawan anggota Densus 88 yang mengawalnya. Bahkan, ada upaya dari kepolisian agar keluarga tidak memperkarakan kematian Siyono.
"Berusaha mengiming-imingi keluarga korban dengan uang agar tidak teruskan kasus. Ada juga pembunuhan karakter Siyono, setelah meninggal dibuat profil dia jenderal kelompok teroris," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.