Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Saksi Sudah Diperiksa Terkait Laporan HMI terhadap Saut

Kompas.com - 02/06/2016, 18:32 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekjen Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Subandriyo mengatakan, laporan HMI terhadap Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang ke Bareskrim Polri belum dicabut.

HMI melaporkan Saut ke Bareskrim atas tuduhan pencemaran nama baik. Ia mengatakan, hal tersebut saat ini masih dalam proses pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP).

"Laporannya masih terus. Sekarang ini prosesnya pembuatan BAP. Kami dari pelapor sudah buat," ujar Subandriyo di Kantor KAHMI, Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2016).

Ia menambahkan, sejumlah saksi juga sudah memberikan keterangan kepada penyidik.

"Saksi pelapor juga sudah. Saksi di surat pengaduan, dua orang itu sudah di-BAP," tutur dia.

"Kemudian, saksi dari case yang terjadi mirip sebagaimana Saut, yang disampaikan di TV One terjadi di Malang, sudah di-BAP juga," kata dia.

Selain sejumlah saksi tersebut, kata dia, Bareskrim juga meminta agar saksi ahli didatangkan.

"Namun, belum ada bayangan siapa saksinya," kata Subandriyo.

(Baca: Fahmi Idris: Tuntutan HMI Tak Akan Berhenti sampai Saut Mundur dari KPK)

Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Muhammad Fauzi melaporkan Saut Situmorang ke Bareskrim Polri, Senin (9/5/2016). Saut dianggap mengeluarkan pernyataan yang mencemarkan nama baik HMI.

"Saya kira ini bukan pernyataan biasa, tetapi pernyataan over generalisasi yang harus ditindak oleh keluarga besar HMI," ujar Fauzi di kantor Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin.

Menurut Fauzi, pada salah satu tayangan di stasiun televisi swasta, Kamis (5/5/2016) lalu, Saut mengeluarkan pernyataan negatif soal HMI.

Ia menyebutkan, pernyataan Saut menggeneralisasi bahwa kader HMI hanya cerdas saat menjadi mahasiswa, tetapi melakukan korupsi saat menjadi pejabat.

(Baca: Saut Situmorang Minta Maaf, PB HMI Tetap Lanjutkan Proses Hukum)

"Statement-nya jelas bahwa kehadiran HMI seolah melahirkan kader korup. Padahal, dia melihat hanya dari satu sisi, satu oknum. Alumni keluarga besar ini tuh besar, dan ada dari berbagai macam profesi," kata Fauzi.

Fauzi juga melampirkan rekaman tayangan program acara televisi itu dalam laporannya. Ia berharap, laporan tersebut segera diproses oleh polisi. Fauzi mengatakan, langkah hukum ini bukan upaya pertama yang dilakukan untuk menegur Saut.

Sebelumnya, HMI juga telah mengeluarkan imbauan agar Saut meminta maaf. Hal itu disampaikan melalui media. Namun, imbauan tersebut tak mendapatkan respons.

"Setidaknya ada permohonan maaf dari Saut, maka bisa kami maklumi dan tidak akan menempuh jalur hukum," kata Fauzi.

Kompas TV Protes HMI Dipicu "Sahutan" Saut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com