Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Akomodir Semua Faksi dalam Kepengurusan Dinilai Bukan Kebiasaan Golkar

Kompas.com - 28/05/2016, 05:05 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Kuskridho Ambardi mengaku heran dengan tidak masuknya tim sukses Ade Komarudin dalam calon kepengurusan Partai Golkar.

Menurut dia, hal itu sedikit keluar dari kebiasaan Partai Golkar.

"Itu yang juga saya agak heran. Karena penentuan kepengurusan, kecenderungan akomodasi Golkar itu tinggi," kata Kuskridho saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/5/2016).

Ade Komarudin merupakan pesaing utama Novanto dalam perebutan kursi ketua umum. Karena itu, tidak masuknya tim sukses Ade Komarudin dalam daftar kepengurusan sementara dianggap janggal.

Daftar nama itu memang bukan daftar kepengurusan Partai Golkar yang telah diumumkan secara resmi oleh Setya Novanto, dan masih bersifat sementara.

Meski begitu, keabsahan dokumen itu telah dibenarkan anggota Tim Formatur, Roem Kono.

Kuskridho mengatakan, kecenderungan mengakomodasi setiap faksi sangat kental pada periode kepengurusan Aburizal Bakrie. Saat itu, pengurus Golkar mencapai lebih dari 300 orang, jumlah yang sangat besar untuk mengakomodasi.

Kuskridho menilai Akom, sapaan Ade Komarudin, bukanlah tokoh partai Golkar yang memiliki patron besar. Ia menjelaskan patron besar adalah dukungan finansial yang kuat.

"Dia (Akom) itu politikus karier dan kemampuannya berorganisasi. Tapi dia itu juga bisa mewakili satu faksi tertentu," ucap Kuskridho.

Namun, Kuskridho menduga Akom tidak akan keluar dari Partai Golkar dan membentuk partai baru.

Menanggapi hal itu, Akom pun tidak mau mempermasalahkan jika tim suksesnya tidak masuk dalam kepengurusan.

"Sekali lagi saya tidak mau mengomentari hal-hal seperti itu, kasihan partai ini," kata Akom di Kompleks Parlemen, Jumat (27/5/2016).

"Setahun lebih bertengkar, terus sekarang dimulai lagi pertengkaran baru? Jangan, kasihan," ucap ketua DPR itu.

Kompas TV Golkar adalah Penyeimbang PDIP- Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com