Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IBC: Ubah Regulasi yang Atur Penyusunan Laporan Kunker Anggota DPR

Kompas.com - 13/05/2016, 14:17 WIB
Ayu Rachmaningtyas

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - Direktur Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam mengatakan, pimpinan DPR dinilai harus berinisitaif meminta pemerintah untuk mengubah Peraturan Pemerintah (PP) Nomer 60 Tahun 1990 tentang Perjalanan Dinas Pimpinan dan Anggota DPR.

PP tersebut sudah terlalu lama dan tidak lagi menunjang DPR dalam pembuatan laporan keuangan kunjungan kerja. Laporan kunjungan itu hanya dibuat dengan isian berupa Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) dan pencairan dana.

"Mereka tidak laporkan untuk apa saja dana itu digunakan. Mereka hanya mencantumkan laporan SPPD dan pencairan dana, bukan seperti laporan umumnya," kata dia saat dihungi Kompas.com, Jum'at (13/5/2016).

(Baca: BPK Temukan Potensi Kerugian Negara Rp 900 Miliar dalam Kunker Anggota DPR)

Pimpinan DPR harus inisiatif, jangan sampai ada pandangan dari publik bahwa DPR sengaja tidak mau mendesak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar tetap leluasa menggunakan dana kunjungan kerja.

"Ini kenapa pimpinan DPR tidak mau menegoisasi dengan Kemenkeu untuk merevisi PP dengan menyesuaikan tiga paket UU keuangan negara yang mengedepankan akuntabilitas dan kinerja anggaran," kata dia.

(Baca: Ini Kata Ketua BPK soal Kunker DPR yang Berpotensi Rugikan Negara Rp 900 Miliar)

Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas kunjungan kerja fiktif yang berpotensi merugikan negara senilai Rp 900 miliar harus dijadikan DPR sebagai momentum tata kelola pembenahan anggaran.

DPR harus sadar diri, bahwa temuan ini semakin membuat miris masyarakat akan kerja-kerja DPR selama ini.

"DPR bagaimana bisa melakukan pengawasan tetapi sesungguhnya tidak becus dalam mengelola anggaran," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com