JAKARTA, KOMPAS.com — Firman Soebagyo, anggota tim sukses bakal calon ketua umum Partai Golkar Ade Komarudin, melihat ada permainan kotor di dalam penyelenggaraan Munaslub Partai Golkar.
Salah satunya yakni pergantian pimpinan DPD II oleh pimpinan DPD I Golkar.
Berdasarkan laporan yang ia terima, setidaknya ada 125 ketua DPD II yang diganti lantaran mereka tidak mengindahkan instruksi yang diberikan DPD I. Mereka lantas diganti oleh pelaksana tugas yang mendukung calon tertentu.
"Banyak yang protes. Ini (Munaslub) bisa dirusak oleh orang dalam sendiri," kata Firman saat dihubungi, Rabu (11/5/2016).
Menurut Firman, jumlah ketua DPD II yang diganti cukup signifikan untuk memengaruhi persentase kemenangan seorang bakal calon ketua umum dalam proses pemilihan nantinya.
(Baca: Priyo: Ada Calon Ketum Golkar yang Merasa Didukung JK)
"Kalau 125 lebih kan itu artinya sudah 20 persen lebih suara. Ini kan sudah kemenangan," kata dia.
"Ini namanya persekongkolan kejahatan yang dilakukan dengan cara-cara tidak demokratis. Apakah Golkar ini akan dihancurkan dengan cara seperti ini?" lanjut Firman.
Ia menambahkan, di dalam AD/ART Partai Golkar telah diatur bagaimana mekanisme pergantian pimpinan DPD.
(Baca: JK: Presiden Marah Besar Namanya Dicatut Dukung Calon Ketum Golkar)
Seharusnya, jika memang seorang pimpinan DPD melakukan kesalahan, maka mereka seharusnya diberi surat peringatan terlebih dahulu sebelum diganti.
Sementara itu, saat disinggung siapa yang didukung oleh para Plt tersebut, Firman mengatakan bahwa mereka hendak mendukung rival Ade, yakni Setya Novanto.
"Yang saya dengar diarahkan untuk SN," kata dia.