JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan, usulan pembangunan perpustakaan terbesar di Asia Tenggara di DPR tidak murni berasal dari dirinya.
Usulan tersebut disebut Ade berasal dari kelompok cendekiawan yang bertandang ke DPR beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, ketika pemerintah ramai membahas persoalan moratorium pembangunan gedung bagi kementerian/lembaga, saat itu dirinya juga mengusulkan agar pembangunan gedung dewan ikut ditunda.
"Dan itu sudah saya rapatkan dengan pimpinan fraksi," kata Ade di Kompleks Parlemen, Rabu (30/3/2016).
Tak lama setelah itu, ia menambahkan, sejumlah cendekiawan berkunjung ke DPR. Dalam pertemuan itu, mereka mengusulkan agar DPR memiliki perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara.
Usulan itu pun ditampung lantaran dianggap positif.
"Itu menjadi cita-cita saya juga di tengah citra DPR yang semakin anjlok. Saya berupaya, sebagai Ketua DPR untuk memperbaiki keadaan," ujarnya.
Politisi Partai Golkar itu menyadari, bahwa sebaik apapun usulan pembangunan dari DPR pasti akan dicurigai.
Sebab, ada kekhawatiran dari sejumlah pihak jika anggaran yang semestinya digunakan untuk pembangunan justru akan dikorupsi.
Selain itu, perlu adanya kesepakatan bersama antara DPR dengan pemerintah terkait wacana pembangunan ini.
"Misalnya ide yang bagus ini kata pemerintah nanti untuk ditunda lantaran beban biaya yang sedang tidak stabil, maka kita tunda saja dulu. Tetapi tentu tdak menyurutkan langkah," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.