Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dinilai Lontar Dua Kritik ke SBY Sekaligus, Proyek Mangkrak dan Korupsi

Kompas.com - 21/03/2016, 20:00 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kunjungan Presiden Joko Widodo ke proyek mangkrak di Hambalang dinilai sebagai dua simbol yang ingin disampaikan secara tersirat terkait berbagai kritik yang disampaikan presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan, kunjungan ke Hambalang bisa ditafsirkan sebagai kritik positif yang menunjukkan Jokowi ingin memperbaiki kesalahan pada masa pemerintahan sebelumnya.

"Kunjungan Jokowi ke Hambalang menjadi simbol atas dua hal besar, mangkraknya pembangunan dan persoalan korupsi," ujar Yunarto saat dihubungi, Senin (21/3/2016).

Menurut Yunarto, kunjungan Jokowi bisa juga ditafsirkan sebagai kritik atas kasus korupsi yang diduga menjadi penyebab mangkraknya pembangunan.

Proyek Hambalang memang tersandung masalah hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sejumlah petinggi ditetapkan sebagai tersangka atas korupsi di proyek itu pada 2013 lalu.

Mereka yang menjadi tersangka adalah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallaranggeng dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Keduanya merupakan kader Partai Demokrat. Selain itu, ada pula tersangka dari unsur pejabat pemerintahan, yakni mantan Direktur Operasional I PT Adhi Karya Teuku Bagus Mukhamad Noor dan mantan Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Deddy Kusnidar.

Belakangan, KPK juga menetapkan Andi Zulkarnaen Mallaranggeng alias Choel Mallaranggeng sebagai tersangka.

"Sebagai kritik atas mangkraknya pembangunan dan soal korupsi, yang dilakukan Jokowi dengan mengunjungi proyek Hambalang adalah sah," kata Yunarto.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berpendapat, kehadiran Presiden Joko Widodo ke Hambalang, Bogor, Jawa Barat, bukan untuk membalas kritikan Yudhoyono.

"Jadi dengan kedatangan Pak Jokowi (ke Hambalang) tidak untuk serang menyerang," kata Hasto saat menghadiri acara Pelantikan Pengurus Ranting PDI-P se-Jakarta Barat di GOR Grogol, Jakarta Barat, Minggu (20/3/2016).

(Baca: Sekjen PDI-P: Kedatangan Jokowi ke Hambalang Tidak untuk Serang SBY)

Hasto berpendapat, sudah sewajarnya Jokowi sebagai presiden turut bertanggung jawab terhadap permasalahan masa lalu yang belum selesai hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com