JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Hanura Dadang Rusdiana enggan berspekulasi mengenai maksud dibalik kunjungan Presiden Joko Widodo ke proyek Hambalang yang menjadi lahan korupsi di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia tidak melihat kunjungan Jokowi itu sebagai sindiran balik kepada SBY yang sebelumnya mengkritik Jokowi terkait pembangunan infrastruktur.
"Kalau dianggap sindiran balik ini kan berabe, nanti Pak SBY dan Pak Jokowi bisa 'berbalas pantun' terus, tentunya ini tidak baik bagi konsumsi politik rakyat," kata Dadang saat dihubungi, Senin (21/3/2016).
Ia pun meminta semua pihak tidak berspekulasi mengenai kunjungan Jokowi ke Hambalang. Dadang menilai, akan lebih baik jika kunjungan itu dimaknai sebagai bentuk kepedulian Jokowi dalam menyelamatkan aset negara yang kini terbengkalai.
(baca: Istana: Presiden Jokowi ke Hambalang Bukan untuk Balas SBY)
"Karena Hambalang kan dibangun dengan uang triliunan rupiah," ujar Anggota Komisi X DPR ini.
Dadang melihat, baik SBY dan Jokowi adalah pemimpin yang baik, hanya saja keduanya memiliki cara yang berbeda dalam memimpin pemerintahan.
Namun, perbedaan itu harusnya tidak dijadikan alasan untuk saling sindir satu sama lain. (Baca: SBY: Bahaya kalau Pemimpin Tidak Mau Dengar Kritikan)
"Ada nilai lebih pada SBY dan Jokowi, dan sisi lemahpun pasti ada pada keduanya. Makanya tidak elok antarkeduanya saling sindir, kecuali saling memberikan pandangan konstruktif dan bijak, itu baru benar," ucap Dadang.
Jokowi sebelumnya meninjau proyek pembangunan pusat olahraga Hambalang yang mangkrak. Proyek itu dimulai saat pemerintahan SBY, yang terhenti setelah salah satu bangunannya yang ambles.
Belakangan, terungkap adanya korupsi dan diusut oleh KPK. Pembangunannya pun dihentikan hingga saat ini.
Jokowi mengaku, masih memikirkan apakah megaproyek yang menelan biaya hingga Rp 1,2 triliun dari anggaran negara ini perlu dilanjutkan atau tidak. (baca: Jokowi: Sedih Melihat Hambalang Mangkrak...)
Langkah Jokowi itu kemudian dianggap sebagai respons Jokowi atas pernyataan SBY soal pemerintahan sekarang. (Baca: SBY Vs Jokowi, Pantun Kritik 'Dibalas' Hambalang...)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.