Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidak Lapas Pontianak, Menkumham Diprotes soal Aturan Remisi

Kompas.com - 06/03/2016, 08:10 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H Laoly, melakukan inspeksi mendadak di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pontianak, Sabtu (5/3/2016) malam.

Namun, sidak ini disambut ricuh oleh warga LP yang menolak Peraturan Pemerintah Nomor 99/2012 tentang Pemberian Remisi.

"Saya datang kemari untuk sidak narkoba, tetapi napi Kelas IIA Pontianak menyambut saya dengan aksi protes PP 99/201, karena mereka frustrasi dengan dikeluarkannya PP tersebut," kata Yasonna, seperti dikutip dari Antara.

"Persoalan ini terjadi di seluruh Indonesia, bukan hanya di Pontianak," ucapnya.

Menurut Yasonna, PP 99/2012 menyebabkan napi yang divonis lima tahun ke atas tidak akan mendapatkan remisi. Namun, hal ini tidak didukung dengan penambahan kapasitas lapas.

"Apalagi rata-rata LP di Indonesia kelebihan kapasitas, terutama bagi napi kasus narkoba yang persentasenya di atas 50 persen, sehingga banyak napi yang frustasi dengan PP tersebut," ucapnya.

Yasonna menyatakan bahwa para napi tetap punyak hak, seperti hak untuk dikunjungi oleh keluarga, punya hak hidup dan lainnya. Namun, PP tersebut tetap membuat mereka frustasi

Terkait razia tersebut yang masih menemukan narkoba, dia berjanji akan menindaklanjuti dengan gerakan LP bebas narkoba.

"Komitmen kami, LP bebas dari handphone dan narkoba, dan sudah saya perintahkan pada jajaran terkait itu, tetapi terbentur masalah minimnya sumber daya manusia (SDM) penjaga LP," ujarnya.

Kepala LP Kelas IIA Pontianak, Sukaji menyatakan, keributan pada saat dilakukan razia karena pada napi kaget.

Razia itu memang dilakukan pada malam hari, sehingga mereka merasa terganggu pada saat bersiap tidur.

"Kalau dilakukan razia pada siang hari, malah akan sulit, karena kondisi LP dalam keadaan terbuka," ujarnya.

Sukaji menambahkan, saat ini kondisi LP Pontianak dalam keadaan kelebihan penghuni, yakni sekitar 742 napi.

Jumlah ini terdiri dari napi hukuman mati dua orang, seumur hidup 11 orang, dan 40 tahanan orang asing, dan hanya dijaga oleh lima penjaga saja.

"Itupun satu komandan di pos utama, dua petugas di pintu, sehingga tinggal tiga petugas yang harus mutar-mutar menjaga sekitar lima blok di LP Pontianak itu," ujarnya.

Sidak oleh Menkumham Yasonna H Laoly yang dibantu oleh ratusan anggota Brimob Kepolisian Daerah Kalbar dengan senjata lengkap dilakukan sekitar pukul 22.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 23.30 WIB.

Sidak disambut oleh aksi protes ratusan penghuni LP Pontianak atas diterbitkannya PP 99/2012 tentang Pemberian Remisi

Aksi protes dilakukan dengan berbagai cara, seperti memukul-mukul sel sehingga terjadi keributan, melempar barang-barang, serta membakar barang. Namun, aksi itu dengan cepat dipadamkan oleh petugas LP.

Dalam sidak tersebut telah diamankan, korek api, handphone dan narkoba dalam jumlah kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com