Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosialisasi BUMDes Kurang, Penguatan Tingkat Kabupaten Dinilai Perlu

Kompas.com - 11/02/2016, 15:44 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Institute for Research and Empowerment (IRE) Yogyakarta, Sukasmanto mengatakan, pembinaan dan pengawasan oleh kabupaten harus diperkuat untuk lebih mengoptimalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan aset desa.

Pernyataan tersebut diutarakannya, menyusul masih adanya kebingungan masyarakat terkait definisi dan bentuk BUMDes itu sendiri. Kurangnya sosialisasi juga tak terhindarkan.

Menurut Sukasmanto, selama dua tahun ini, kabupaten masih fokus kepada masalah-masalah lain. Salah satunya terkait dana desa, dan tak banyak memikirkan soal BUMDes dan pengembangan aset desa.

"Pembinaan dan pengawasan oleh kabupaten perlu diperkuat. Itu kan mandat undang-undang adanya di kabupaten," tutur Sukasmanto usai diskusi di Hotel Akmani, Jakarta, Kamis (11/2/2016).

"Dua tahun ini masih fokus soal uang, dana desa, pertanggungjawabannya gimana, laporannya seperti apa, penyalurannya berapa. Belum menyentuh aspek BUMDes," ujarnya.

Padahal, lanjut dia, ada desa-desa yang mampu mengelola aset desanya hingga meraup pemasukan miliaran rupiah.

Contohnya, desa Nglanggeran di Yogyakarta yang mampu meraup omset Rp 4 miliar dalam setahun. "Itu belum terlalu tereskpos," ujarnya.

Sukasmanto juga menyinggung tentang riset lembaganya terhadap empat desa di wilayah Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Lombok Timur terkait bagaimana aset desa bisa dikelola untuk menjadi aset penghidupan desa.

Dari riset tersebut, lanjut dia, ditambah kajian literatur dan sumber lain, terlihat bahwa inventarisasi aset desa masih belum dilakukan. Selain itu, aset desa juga belum terkelola dengan baik.

"Kalau pun sudah, ada praktek pengelolaan aset yang baik ada yang tidak. Tergantung kondisi kabupaten dan desa," ujarnya.

Dia mencontohkan, aset desa di sebuah desa di Kalimantan Barat. Desa tersebut merupakan lokasi transmigran.

Potensi aset desa sangat besar tapi masyarakat tidak memanfaatkanya bahkan cenderung tidak tahu. Selain itu, ada pula peran TNI dan pengusaha yang menguasai aset desa tersebut. H

al tersebut bisa terjadi, kata Sukasmanto, karena status aset desa tersebut tidak jelas.

Selain itu, ada pula konflik penguasaan aset di sebuah desa di Lombok Timur. Di mana beberapa titik telah diambilalih kabupaten. Namun, pihak desa berniat memintanya kembali.

"Ini yang kemudian harus diselesaikan antara pemerintah kabupaten dan desa," ucap Sukasmanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com