Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSHK: Kriminalisasi Juga Kerap Terjadi terhadap Masyarakat Sipil

Kompas.com - 05/02/2016, 16:51 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti pusat studi hukum dan kebijakan, Miko Ginting, mengungkapkan, kriminalisasi tak hanya terjadi pada pejabat negara, seperti pimpinan KPK.

Ia menyebutkan, kriminalisasi juga sering terjadi pada masyarakat sipil, seperti buruh dan petani.

"Tahun 2000 ada seorang anggota serikat buruh yang dipidanakan oleh sebuah perusahaan pembuat sandal karena memakai contoh produknya saat shalat Jumat. Padahal, hal itu biasa dilakukan, tetapi kenapa tiba-tiba dilaporkan ke polisi dengan tuduhan mencuri? Ini tentu motifnya karena dia cukup vokal sebagai ketua serikat buruh," ujar Miko dalam diskusi bertajuk "Kriminalisasi: Modus dan Kasus", di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/2/2016).

Berdasarkan hasil penelitian gelar perkara di 7 kota, meliputi Jakarta, Medan, Makassar, Samarinda, Surabaya, Kupang, dan Ambon, Miko menemukan beberapa indikator dari kasus kriminalisasi.

Pertama, kasus tersebut melibatkan aparat penegak hukum, khususnya penyidik. Kedua, kasus menggunakan proses hukum acara pidana.

Ketiga, proses hukum dilakukan tanpa bukti permulaan yang cukup. Keempat, prosesnya dilakukan dengan iktikad buruk.

"Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dalam pemidanaan yang dipaksakan (kriminalisasi) terdapat proses investigasi yang beriktikad buruk. Seolah-olah penegakan hukum, padahal ada motif lain di balik itu," ujar Miko.

Penyidik minim kemampuan

Sementara itu, Kepala Divisi Advokasi Hak Sipil dan Politik Kontras, Putri Kanesia, mengatakan, kriminalisasi menjadi pengingat bahwa sering kali penegakan hukum hanya dijadikan alat untuk memaksa seseorang, kelompok, atau institusi untuk kepentingan tertentu.

"Perhatian masyarakat semakin tinggi dan besar sejak kasus yang menimpa Bambang Widjojanto dan Abraham Samad pada awal 2015. Yang terakhir, kasus mantan penyidik KPK, Novel Baswedan," ujar Putri.

Menurut dia, kriminalisasi terjadi karena minimnya kemampuan aparat penyidik dan kultur arogansi aparat kepolisian.

Hal tersebut ditambah dengan lemahnya hukum acara yang tidak bisa digunakan menindak para pelaku utama kriminalisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com