JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto tidak mempermasalahkan jika Partai Golkar akan masuk ke dalam Kabinet Kerja.
Bambang bahkan "tak mempermasalahkan" jika Golkar nantinya merebut posisi menteri yang sudah ditempati oleh kader PDI-P.
Namun, Bambang mengungkit posisi Ketua DPR yang semestinya menjadi jatah PDI-P sebagai parpol pemenang pemilu.
Posisi itu akhirnya direbut oleh Golkar dengan mengubah Undang-Undang tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD.
"Yang mestinya jadi Ketua DPR saja kita di KO-kan (oleh Golkar)," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Oleh karena itu, lanjut Bambang, PDI-P menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Joko Widodo untuk menentukan apakah Golkar yang baru menyatakan bergabung dengan pemerintah layak untuk masuk kabinet atau tidak.
Menurut dia, Presiden mempunyai hak prerogatif sepenuhnya.
"Presiden akan mempertimbangkan dengan sebaik-baiknya. Kami tidak ada dalam posisi untuk intervensi." ucap Bambang.
Bambang sendiri enggan menduga-duga apakah ada manuver di balik bergabungnya Golkar ke pemerintahan.
Dia hanya melihat bergabungnya Golkar ini karena partai berlambang pohon beringin tersebut memang tidak biasa berada di luar pemerintahan.
"Golkar bertahun-tahun jalin kemitraan yang sangat firm dengan pemerintah. Jadi kalau di luar nanti dia sendirian. Sendiri tidak terbiasa, nanti kedinginan," ucap Bambang.
Sebelumnya, Bendahara Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Bambang Soesatyo mengklaim pihaknya menerima sinyal akan mendapatkan jatah menteri.
"Sinyal-sinyal kan sudah lama. Sinyal dari Istana lah," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (27/1/2016).
(Baca: Bambang Soesatyo Klaim Sudah Ada Sinyal "Reshuffle" Kabinet dari Istana)
Meski dukungan ke pemerintah baru dideklarasikan dua hari lalu, menurut Bambang, sinyal ini sudah datang saat Golkar kubu Aburizal mulai membuka opsi bergabung dengan pemerintah, awal Januari lalu.
Namun, dia enggan menyebutkan siapa orang Istana yang memberikan sinyal itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.