Saat diperiksa, ia mengaku tidak pernah meminta fee kepada terdakwa Irenius Adii selaku Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral di Deiyai.
"Enggak ada, tidak pernah saya bicara soal uang sama siapapun," kata Dewie, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Jawaban Dewie bertentangan dengan kesaksian staf administrasinya, Rinelda Bandaso, yang dihadirkan dalam persidangan pekan lalu.
(Baca: Ini Pengakuan Anak Buah Dewie YAsin Limpo soal "Fee" Proyek Pembangkit Listrik)
Dalam keterangannya, Rinelda mengamini adanya permintaan fee kepada Irenius untuk memuluskan proposal yang diajukan agar bisa masuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2016.
Rinelda menyebut fee yang diminta Dewie sebesar tujuh persen dari total nilai proyek atau Rp 2 miliar. Fee tersebut disebut Dewie sebagai dana pengawalan.
Namun, saat dikonfrontir hakim, Dewie mengaku tak pernah dengar istilah dana pengawalan.
"Saya enggak ngerti apa dana pengawalan. Sungguh, saya enggak tahu apa yang dimaksud. Saya kan baru di DPR," ujar Dewie.
Ia mengaku pernah bertemu dengan Irenius ketika diperkenalkan oleh Rinelda di DPR. Saat itu, Komisi VII tengah melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan Kementerian ESDM.
Saat itu, kata Dewie, Irenius menyerahkan proposal proyek pembangkit listrik di Deiyai dan meminta Dewie memperjuangkan anggarannya.
(Baca: Dua Penyuap Dewie Yasin Limpo Segera Disidang)
Dalam rapat, Dewie menyerahkan proposal itu ke Menteri ESDM Sudirman Said.
Beberapa waktu kemudian, sekitar pertengahan Oktober 2015, Dewie mengaku bertemu lagi dengan Irenius di Pondok Indah Mal, Jakarta Selatan. Namun, menurut dia, pertemuan itu tidak disengaja.
"Saya ke PIM karena janjian dengan teman reuni SMP. Setelah itu saya cari Bambang (staf ahli Dewie), tak tahunya sedang makan di restoran bebek. Ada Irenius dan Rinelda juga jadi saya samperin," kata Dewie.
Dewie mengaku pertemuan itu tidak lama dan tak ada bahasan khusus. Bahkan, ia mengaku tak disinggung pula soal proposal yang tempo hari diserahkan Irenius.
"Enggak ada bicarain proposal. Hanya dengarkan cerita Ireniua, ketawa-ketawa," ujar dia.
Sementara itu, pada persidangan pekan lalu, Rinelda menyebut bahwa pertemuan itu sengaja dilakukan untuk membahas soal fee tujuh persen.
Di restoran itu, kata Rinelda, Irenius memperkenalkan pengusaha dari Papua bernama Setyadi Jusuf yang akan menunjang fee sesuai permintaan Dewie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.