Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Pihak RJ Lino Sebut Proyek QCC Menguntungkan Masyarakat

Kompas.com - 20/01/2016, 13:13 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak tersangka Richard Joost Lino menghadirkan Ketua DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA) Rosidi Usman hadir dalam sidang praperadilan di Pengadilan Jakarta Selatan, Rabu (20/1/2016).

Sebagai saksi, Rosidi diminta menjelaskan kondisi Pelabuhan Pontianak sebelum dan sesudah pengadaan Quay Container Crane tahun 2010.

"INSA mengawasi pelabuhan Pontianak sejak 2002. Bisa dibilang itu salah satu yang paling buruk di bawah Pelindo II. Pelabuhannya stagnasi dan kongesti, sudah banyak alat di pelabuhan yang rusak juga karena umurnya sudah lebih dari 30 tahun," ujar Rosidi dalam sidang yang dipimpin Hakim Udjiati.

Pada tahun 2009, lanjut Rosidi, INSA sebagai pengawas pelabuhan resmi dari pemerintah meminta Pelindo II untuk merevitalisasi alat pelabuhan.

Akhirnya, Pelindo II mengadakan QCC twinlift di pelabuhan itu. Pengadaan QCC berjenis sama juga dilakukan di Pelabuhan Panjang, Lampung dan Pelabuhan Palembang, Sumatera Selatan. (baca: KPK Anggap Nota Dinas RJ Lino "Go for Twinlift" Melawan Hukum)

"Setelah dilakukan perubahan dan perbaikan di Pontianak, waktu tunggu kapal menjadi sangat menurun. Tahun 2012 itu sendiri tercapai waktu tunggu nol hari karena pergantian QCC. Pengiriman bahan pangan jadi lebih cepat dan memberi keuntungan bagi masyarakat," ujar dia.

Pihak KPK sebagai tergugat lalu bertanya ke Rosidi, apakah dirinya mengetahui bahwa Pelabuhan Pontianak membutuhkan QCC.

Rosidi menjawab, "sudah pasti kami tahu karena kami selalu evaluasi. Ketika QCC pelabuhan Pontianak yang sudah 30 tahun itu sering rusak, kami minta diperbaiki atau diganti". (baca: KPK Beberkan Kronologi Penetapan Tersangka RJ Lino)

Sidang ketiga praperadilan Lino versus KPK ini mengagendakan pembuktian dari pemohon.

Pihak Lino sudah mengonfirmasi bahwa ada 10 saksi yang akan dihadirkan, antara lain Manager Commercial TEMAS Line Marsito, Kepala Biro Pengadaan PT Pelindo II Wahyu Hardiyanto, Senior Manager Peralatan PT Pelindo II Hariyadi Budi Kuncoro dan Pakar Pelabuhan dan Perkapalan ITS Saut Gurning.

Pukul 12.10 WIB, sidang diskors hingga pukul 13.00 WIB. Dua saksi baru dihadirkan, yakni Marsito dan Rosidi. (baca: Ini Pembelaan KPK Terkait Gugatan RJ Lino atas Penghitungan Kerugian Negara)

RJ Lino menggugat KPK atas penetapannya sebagai tersangka. Ia dijerat dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengadaan QCC tahun 2010.

Lino diduga menyalahgunakan wewenangnya dengan menunjuk langsung HDHM dari China dalam pengadaan tiga unit QCC di PT Pelindo II.

Pengadaan QCC tahun 2010 diadakan di Pontianak, Palembang, dan Lampung. Proyek pengadaan QCC ini bernilai Rp 100-an miliar.

Atas perbuatannya, Lino dijerat Pasal 2 ayat 1 dan atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUH Pidana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PP Tapera Diteken, Pendapatan Pegawai Negeri, Swasta, dan 'Freelance' Akan Dipotong 3 Persen

PP Tapera Diteken, Pendapatan Pegawai Negeri, Swasta, dan "Freelance" Akan Dipotong 3 Persen

Nasional
Buka Peluang Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Nasdem: Komunikasi Kami Bagus

Buka Peluang Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Nasdem: Komunikasi Kami Bagus

Nasional
Pilkada Serentak 2024, Keamanan Papua Jadi Perhatian Khusus

Pilkada Serentak 2024, Keamanan Papua Jadi Perhatian Khusus

Nasional
Dirut Pertamina Sampaikan 2 Strategi untuk Capai Komunitas Ekonomi ASEAN

Dirut Pertamina Sampaikan 2 Strategi untuk Capai Komunitas Ekonomi ASEAN

Nasional
Nasdem Beri Surat Rekomendasi ke 6 Kader Ikut Pilkada, Ada di Papua dan Bangka Barat

Nasdem Beri Surat Rekomendasi ke 6 Kader Ikut Pilkada, Ada di Papua dan Bangka Barat

Nasional
Wamenkeu Sebut Indonesia Mulai Berproses Jadi Anggota Penuh OECD

Wamenkeu Sebut Indonesia Mulai Berproses Jadi Anggota Penuh OECD

Nasional
Baru 19 Persen Daerah Masuk Kemarau, BMKG Ingatkan Potensi Kering dan Banjir Bandang Sekaligus

Baru 19 Persen Daerah Masuk Kemarau, BMKG Ingatkan Potensi Kering dan Banjir Bandang Sekaligus

Nasional
Menko Polhukam: Mendekati Pilkada, Eskalasi Kerawanan Sedang hingga Tinggi

Menko Polhukam: Mendekati Pilkada, Eskalasi Kerawanan Sedang hingga Tinggi

Nasional
Caleg PKS Diduga Selundupkan 70 Kg Sabu, Polisi Usut Dugaan Uang Mengalir ke Partai

Caleg PKS Diduga Selundupkan 70 Kg Sabu, Polisi Usut Dugaan Uang Mengalir ke Partai

Nasional
Kapolri dan Kejagung Diminta Jelaskan Isu Jampidsus Dibuntuti, Tak Cuma Pamer Keakraban

Kapolri dan Kejagung Diminta Jelaskan Isu Jampidsus Dibuntuti, Tak Cuma Pamer Keakraban

Nasional
Soal Densus 88 Buntuti Jampidsus, Menko Polhukam: Kapolri dan Jaksa Agung Menghadap Jokowi

Soal Densus 88 Buntuti Jampidsus, Menko Polhukam: Kapolri dan Jaksa Agung Menghadap Jokowi

Nasional
KPK Pastikan Akan Banding Putusan Sela Perkara Gazalba Saleh

KPK Pastikan Akan Banding Putusan Sela Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Membaca Sikap Politik PDI Perjuangan

Membaca Sikap Politik PDI Perjuangan

Nasional
Bukan Anies, Nasdem Kini Utamakan Usung Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta

Bukan Anies, Nasdem Kini Utamakan Usung Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta

Nasional
Achsanul Qosasi Klaim Tak Kondisikan Temuan BPK di Proyek BTS 4G

Achsanul Qosasi Klaim Tak Kondisikan Temuan BPK di Proyek BTS 4G

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com