Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembiayaan Aksi Teror di Indonesia Tak Lagi dari Hasil Rampokan

Kompas.com - 15/01/2016, 09:31 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso mengatakan, pola pembiayaan aksi teror di Indonesia berubah.

Sebelumnya, aksi teror dibiayai dari uang hasil jarahan dan sedekah di tempat ibadah. Kini, dibiayai dari pengelolaan perusahaan. 

"Tiga tahun lalu, mungkin menampung dari sedekah, hasil perampokan. Sekarang sudah bergeser menjadi dari income perusahaan yang mereka kelola," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/1/2016) pagi.

Jika ada uang yang berasal dari sedekah atau hasil perampokan, jumlahnya kecil. Uang itu hanya dipergunakan untuk modal usaha dan pada akhirnya mengeruk keuntungan dari perusahaan-perusahaan yang dikelolanya itu.

Nama-nama perusahaan yang menjadi kedok para teroris mendapatkan keuntungan, kata Agus, telah diserahkan ke Detasemen Khusus 88 Antiteror untuk ditindaklanjuti.

"Densus follow the suspect, kalau kami bagian membuka jaringan melalui aliran dana," ujar Agus.

Selain itu, salah satu sumber pembiayaan aksi teror adalah berasal dari sumbangan petinggi jaringannya di kawasan Timur Tengah.

Agus menyebutkan, jumlah uang yang masuk ke Indonesia dari Timur tengah pada tahun 2015 mencapai miliaran.

Salah satu aksi teror itu terjadi di kawasan Sarinah, Jalan M.H Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1/2016) kemarin. Sebanyak 21 orang jadi korban peristiwa itu, dua di antaranya korban tewas, yang lainnya luka-luka.

Pelaku diduga berjumlah lebih dari lima orang. Namun, hanya lima orang itu yang diketahui jelas sebagai pelaku. Kelima pelaku itu tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Tempat Penggilingan, Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Masih Cukup

Cek Tempat Penggilingan, Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Masih Cukup

Nasional
Tanduk Banteng Masih Tajam

Tanduk Banteng Masih Tajam

Nasional
Foya-foya SYL dan Keluarga Ditanggung Kementan, Biaya Makan hingga Klinik Kecantikan

Foya-foya SYL dan Keluarga Ditanggung Kementan, Biaya Makan hingga Klinik Kecantikan

Nasional
Pemerintah Diminta Tak Paksa Pekerja Bayar Tapera

Pemerintah Diminta Tak Paksa Pekerja Bayar Tapera

Nasional
Drone : 'Game Changer' Kekuatan Udara TNI AU

Drone : "Game Changer" Kekuatan Udara TNI AU

Nasional
Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Nasional
[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

Nasional
Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Nasional
124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

Nasional
Istana Mulai Bahas Peserta Upacara 17 Agustus di IKN

Istana Mulai Bahas Peserta Upacara 17 Agustus di IKN

Nasional
Kejagung Tetapkan 6 Eks GM PT Antam Jadi Tersangka Korupsi Emas 109 Ton

Kejagung Tetapkan 6 Eks GM PT Antam Jadi Tersangka Korupsi Emas 109 Ton

Nasional
Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan 'Trauma Healing' dan Restitusi

Terima Aduan Keluarga Vina, Komnas HAM Upayakan "Trauma Healing" dan Restitusi

Nasional
SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

SYL Beri Kado Kalung Emas Buat Penyanyi Dangdut Nayunda Nabila

Nasional
Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Febri Diansyah Jadi Saksi di Sidang SYL Senin Pekan Depan

Nasional
SYL Pesan 'Wine' saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

SYL Pesan "Wine" saat Makan Siang, Dibayar Pakai Uang Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com