Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Terduga Teroris yang Siapkan Bom Malam Natal Pemain Baru ISIS

Kompas.com - 23/12/2015, 16:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti terorisme dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, Prof Akh Muzakki PhD, mengatakan, kelompok bersenjata ISIS menargetkan teror menjelang Natal 2015 hingga Tahun Baru 2016 di Indonesia.

"Jaringan yang digerebek Densus 88 di Mojokerto (Jatim), Sukoharjo (Jateng), dan Gresik (Jatim) pada 19-20 Desember 2015 itu pemain baru dari ISIS," kata alumnus The Australian National University itu di Surabaya, Selasa (22/12/2015).

Menurut peneliti Islam kontemporer, liberalisme, anti-liberalisme, media Islam, dan pendidikan karakter itu, kelompok bersenjata ISIS yang berada di Indonesia itu merupakan metamorfosis dari jaringan Al Qaeda yang "hilang" dengan tewasnya Osama bin Laden.

(Baca: Kapolri Sebut Sembilan Terduga Teroris Incar Pejabat Negara dan Petinggi Polri)

"Bedanya, pengikut Al Qaeda itu dari kelompok yang miskin, sedangkan pengikut ISIS dari kelompok yang relatif mapan, seperti dokter, pimpinan operator seluler, pilot, dan kalangan profesional lainnya, tetapi pengikut keduanya sama-sama minim dalam aspek keagamaan," katanya.

Selain itu, kelompok bersenjata ISIS di Indonesia itu terbelah antara pengikut Abubakar Baasyir dan pengikut Ikhwan yang keduanya pun bermusuhan.

"Yang menarik, pengikut ISIS itu bisa melakukan baiat secara daring (online)," katanya.

Namun, pengikut Al Qaeda dan ISIS sama-sama suka cari perhatian dan menganggap kelompok di luar mereka sebagai bukan Islam dan wajib diperangi.

"Karena itu, mereka akan memanfaatkan momentum seperti hari raya dan pergantian tahun," katanya.

(Baca: Menko Polhukam: Kawasan Obyek Vital "High Alert" hingga Tahun Baru)

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UINSA Surabaya itu menyatakan, pengikut ISIS di Indonesia umumnya merupakan pemain baru karena nama mereka tidak dikenal sebelumnya dan buku-buku yang disita aparat dari berbagai penggeledahan menunjukkan buku-buku ISIS dari kelompok pemula.

Cara Gus Dur

Untuk memerangi ISIS, Muzakki menilai tidak bisa dengan hukum positif semata karena mereka yang berjihad itu rela mengorbankan apa pun, baik harta maupun jiwanya. 

 
"Teroris itu sama halnya dengan korupsi, yakni kejahatan yang luar biasa atau extraordinary crime sehingga perlu penanganan super-ekstra karena ideologi tidak bisa mati dengan hukum," katanya.

(Baca: Bahan Peledak dan Peta DKI Jakarta Disita dari 9 Terduga Teroris)

Oleh karena itu, pemerintah harus melibatkan aparat dan organisasi keagamaan serta organisasi sosial, termasuk kalangan kampus, untuk melakukan deradikalisasi terhadap kelompok ekstrem itu melalui pembagian tugas yang terencana.

"Kita bisa meniru cara Gus Dur yang melawan secara hukum, sekaligus sosial," katanya.

Ia menambahkan, penegakan hukum mungkin dapat menjadi cara antisipasi dalam jangka pendek.

Namun, cara-cara sosial yang melibatkan kelompok masyarakat sipil akan dapat menjadi cara antisipasi dalam jangka panjang, termasuk kurikulum pendidikan anti-radikalisme. 

 
"Semuanya harus dilakukan bersamaan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com