Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang MKD Tertutup, Setya Novanto Dianggap Mau Selamatkan Riza Chalid

Kompas.com - 11/12/2015, 14:54 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, mencurigai adanya skenario tersembunyi di balik pelaksanaan sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terhadap Ketua DPR RI Setya Novanto yang dilaksanakan tertutup.

Menurut dia, skenario tersebut justru untuk menyelamatkan pengusaha minyak Riza Chalid.

"Saya mencurigai, justru skenario menutup persidangan terhadap Novanto adalah bagian dari skenario untuk menghilangkan tekanan publik untuk bisa memanggil paksa Riza Chalid," ujar Sebastian di kantor PGI, Jalan Salemba Raya, Jakarta, Jumat (11/12/2015).

Sebastian menuturkan, publik saat ini sudah muak dan tidak percaya lagi terhadap proses di MKD. Menurut dia, publik juga sudah mulai lupa bahwa Riza wajib memberikan keterangannya secara terbuka.

Dengan begitu, Riza Chalid seolah tak tersentuh dalam pusaran kasus ini. (Baca: Jusuf Kalla: Setya Novanto Boleh Saja Laporkan Sudirman Said, Namanya Juga Usaha)

"Bayangkan kalau pada saat itu Pak Novanto menyampaikan keterangannya secara terbuka. Mungkin, yang terjadi hari ini, semua orang akan beramai-ramai mendesak untuk menemukan Riza Chalid ada di mana, dan memaksa supaya dia hadir dalam sidang MKD," kata Sebastian.

Ia menambahkan, MKD juga seharusnya malu karena Kejaksaan Agung meminjamkan rekaman asli percakapan pertemuan Setya Novanto, Riza, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

"Menurut saya, itu harga yang harus mereka terima juga," tutur Sebastian. (Baca: Junimart: Novanto Langgar Kode Etik, Tinggal Bobotnya Ringan, Sedang, atau Berat)

Sidang pemeriksaan Ketua DPR RI Setya Novanto di MKD pada Senin (7/12/2015) lalu dilaksanakan secara tertutup.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali itu meminta pemeriksaannya berlangsung tertutup karena hendak menyampaikan hal yang sensitif dan bersifat rahasia. (Baca: Ada Perbincangan di Internal Golkar Mengenai Pengganti jika Setya Dicopot)

Namun, di dalam sidang tertutup itu, ternyata dia hanya membacakan nota pembelaan yang pada intinya membantah semua laporan Sudirman Said tanpa menyerahkan alat bukti apa pun.

Politisi Partai Golkar ini juga menolak menjawab pertanyaan soal isi rekaman pertemuan pada 8 Juni 2015 dengan pengusaha minyak Riza Chalid dan Maroef Sjamsoeddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com