JAKARTA, KOMPAS.com — Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) masih menutup rapat identitas "politisi kuat" yang dilaporkan Menteri ESDM Sudirman Said.
Politisi yang disebut sebagai anggota DPR itu diduga mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden kepada PT Freeport Indonesia.
Dijumpai seusai rapat pleno, Wakil Ketua MKD Junimart Girsang terus menghindari pertanyaan wartawan terkait identitas politisi itu.
Namun, Junimart justru tersenyum ketika awak media bertanya apakah inisial anggota Dewan itu adalah SN.
"Saya enggak sebut SN atau siapa pun. Silakan tanya Sudirman Said saja. Saya tidak dalam kapasitas untuk menjawabnya," kata Junimart di Kompleks Parlemen, Senin (16/11/2015).
Dalam rapat pleno yang dilangsungkan antara pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB, MKD belum bisa mengambil sikap apa pun atas laporan Sudirman.
Sebab, MKD masih menunggu hasil verifikasi yang dilakukan tim ahli atas bukti yang disampaikan.
Selain itu, MKD juga masih menunggu rekaman asli atas tiga halaman transkrip rekaman percakapan antara politisi kuat dan pengusaha itu dengan pimpinan PT Freeport Indonesia pada Juni 2015 lalu.
"Kita harap besok atau lusa bisa menyerahkan rekaman supaya tenaga ahli bisa memverifikasi. Kita tidak bisa bersikap berdasarkan hasil verifikasi," kata dia.
Tanggapan Ketua DPR
Ketua DPR Setya Novanto sebelumnya mengatakan, dia tidak pernah mencatut nama Presiden dan Wapres kepada Freeport.
(Baca: Ketua DPR: Saya Tak Pernah Mencatut Nama Presiden)
"Selaku pimpinan DPR tidak pernah membawa nama Presiden dan mencatut nama Presiden," kata Novanto di Kompleks Parlemen, Senin.
Hal itu disampaikan Novanto saat ditanya wartawan mengenai laporan Sudirman ke MKD. Sudirman melaporkan seorang anggota DPR yang menggunakan nama Presiden dan Wapres untuk meminta saham kepada Freeport.
Padahal, sebelumnya, awak media tak bertanya secara spesifik apakah Novanto merupakan anggota DPR yang dimaksud.
Ia mengaku tak ingat saat ditanya apakah pernah bertemu dengan pimpinan PT Freeport.
"Kalau bertemu biasa, pejabat negara kan banyak datang ke kantor kami. Pertemuan itu banyak sekali, saya tidak ingat," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.