JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa Indonesia membuka diri terhadap masuknya tenaga kerja asing. Menurut Kalla, kedatangan tenaga kerja asing ke Indonesia justru akan membuka lapangan pekerjaan.
Para tenaga kerja asing biasanya datang bersama dengan investor yang menanamkan modalnya di Indonesia.
"Kita terbuka dengan tenaga kerja asing. Tidak mungkin mereka datang ke sini, bawa modal dan lalu pergi. Mereka butuh orang dan ahli-ahli dari negaranya, jadi kita jangan membiarkan mereka mengalahkan kita. Sebenarnya, investasi membuka lapangan kerja besar, bukannya mereka mengambil jatah lapangan kerja kita," kata Kalla saat menyampaikan arahannya kepada jajaran Kementerian Tenaga Kerja di Kantor Kementerian Tenaga Kerja di Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Hadir dalam acara ini, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, dan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nusron Wahid.
Wapres lantas menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia setidaknya membuka 100 lapangan kerja baru. (baca: JK: Kemajuan Ekonomi Bukan Diukur dari Nilai Tukar Rupiah atau Indeks Saham)
Ia meminta, agar masyarakat tidak khawatir akan serbuan tenaga kerja asing ke Indonesia, terlebih jika kesepakatan masyarakat ekonomi ASEAN sudah diberlakukan.
Menurut Wapres, mustahil tenaga kerja dari negara dengan nilai upah tinggi mencari pekerjaan di Indonesia yang standar upahnya lebih rendah.
Kesepakatan MEA, menurut dia, justru membuka peluang warga negara Indonesia untuk mencari pekerjaan ke negara lain yang standar upahnya lebih tinggi. (Baca: Jokowi: Beda dari 1998, Ekonomi Indonesia Saat Ini Banyak Diacungi Jempol)
"Selalu tenaga kerja bergerak dari daerah yang rendah upahnya ke yang tinggi. Tidak akan dari tinggi ke rendah. Orang singapura jadi pekerja di sana Rp 20 juta, di sini Rp 2 juta, masak mau pindah?" ucap Kalla.
Kendati demikian, Wapres menilai, perlunya peningkatan kualitas tenaga kerja maupun kualitas lapangan kerja di Indonesia.
Ia lalu meminta Kementerian Tenaga Kerja untuk lebih banyak menggelar pelatihan kerja. (Baca: Rizal Ramli: Syukur, Pemerintah Jokowi Bagi-bagi Uang...)
"Kementerian ketenagakerjaan tugasnya melatih agar kualitas tenaga kerja baik dan mendorong lapangan kerja terbuka sehingga tenaga kerja bisa tersalur, juga pengawasan tingkat kesejahteraan buruh dan keselamatan dan perlindungan buruh. Jadi tugas pertama, kita harus meningkatkan kualitas lapangan kerja dengan perspektif ke depan," tutur Kalla.
Ia menyampaikan bahwa ukuran keberhasilan Kementerian Tenaga Kerja bukan diukur dari besarnya anggaran yang telah diserap, melainkan berapa banyak pengangguran yang berkurang, produktivitas naik, dan terjaminnya keselamatan tenaga kerja.