Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Kita Terbuka dengan Tenaga Kerja Asing

Kompas.com - 22/10/2015, 17:42 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa Indonesia membuka diri terhadap masuknya tenaga kerja asing. Menurut Kalla, kedatangan tenaga kerja asing ke Indonesia justru akan membuka lapangan pekerjaan.

Para tenaga kerja asing biasanya datang bersama dengan investor yang menanamkan modalnya di Indonesia.

"Kita terbuka dengan tenaga kerja asing. Tidak mungkin mereka datang ke sini, bawa modal dan lalu pergi. Mereka butuh orang dan ahli-ahli dari negaranya, jadi kita jangan membiarkan mereka mengalahkan kita. Sebenarnya, investasi membuka lapangan kerja besar, bukannya mereka mengambil jatah lapangan kerja kita," kata Kalla saat menyampaikan arahannya kepada jajaran Kementerian Tenaga Kerja di Kantor Kementerian Tenaga Kerja di Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Hadir dalam acara ini, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, dan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nusron Wahid.

Wapres lantas menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia setidaknya membuka 100 lapangan kerja baru. (baca: JK: Kemajuan Ekonomi Bukan Diukur dari Nilai Tukar Rupiah atau Indeks Saham)

Ia meminta, agar masyarakat tidak khawatir akan serbuan tenaga kerja asing ke Indonesia, terlebih jika kesepakatan masyarakat ekonomi ASEAN sudah diberlakukan.

Menurut Wapres, mustahil tenaga kerja dari negara dengan nilai upah tinggi mencari pekerjaan di Indonesia yang standar upahnya lebih rendah.

Kesepakatan MEA, menurut dia, justru membuka peluang warga negara Indonesia untuk mencari pekerjaan ke negara lain yang standar upahnya lebih tinggi. (Baca: Jokowi: Beda dari 1998, Ekonomi Indonesia Saat Ini Banyak Diacungi Jempol)

"Selalu tenaga kerja bergerak dari daerah yang rendah upahnya ke yang tinggi. Tidak akan dari tinggi ke rendah. Orang singapura jadi pekerja di sana Rp 20 juta, di sini Rp 2 juta, masak mau pindah?" ucap Kalla.

Kendati demikian, Wapres menilai, perlunya peningkatan kualitas tenaga kerja maupun kualitas lapangan kerja di Indonesia.

Ia lalu meminta Kementerian Tenaga Kerja untuk lebih banyak menggelar pelatihan kerja. (Baca: Rizal Ramli: Syukur, Pemerintah Jokowi Bagi-bagi Uang...)

"Kementerian ketenagakerjaan tugasnya melatih agar kualitas tenaga kerja baik dan mendorong lapangan kerja terbuka sehingga tenaga kerja bisa tersalur, juga pengawasan tingkat kesejahteraan buruh dan keselamatan dan perlindungan buruh. Jadi tugas pertama, kita harus meningkatkan kualitas lapangan kerja dengan perspektif ke depan," tutur Kalla.

Ia menyampaikan bahwa ukuran keberhasilan Kementerian Tenaga Kerja bukan diukur dari besarnya anggaran yang telah diserap, melainkan berapa banyak pengangguran yang berkurang, produktivitas naik, dan terjaminnya keselamatan tenaga kerja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com