Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Jokowi-JK, Menlu Luncurkan Kaleidoskop Perlindungan WNI

Kompas.com - 20/10/2015, 17:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat setahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Selasa (20/10/2015), Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi meluncurkan Kaleidoskop Perlindungan WNI 1 Tahun Jokowi-JK.

Peluncuran dilakukan usai membuka Rakornas Perlindungan WNI 2015 di Balai Kartini, Jakarta.

"Perlindungan WNI merupakan salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia," ujar Retno.

Menlu mengatakan, terdapat empat poin prioritas politik luar negeri sesuai semangat nawa cita yang telah dicanangkan pemerintahan Jokowi-JK yaitu:

1. Melindungi NKRI.
2. Melindungi WNI dan BHI di luar negeri.
3. Meningkatkan diplomasi ekonomi.
4. Meningkatkan peran Indonesia di kawasan dan di dunia internasional.

Menurut Retnodalam satu tahun, pemerintah telah membantu menyelesaikan sejumlah permasalahn WNI di luar negeri sebagai berikut:

1. Penyelesaian permasalahan 87.673 WNI di luar negeri.
2. Evakuasi 74.636 WNI overstayer 3.
3. Evakuasi 2.471 WNI dari daerah konflik dan bencana di Yaman, Suriah, dan Nepal.
4. Menyelesaikan kasus 253 Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
5. Dari 246 yang terancam hukuman mati, 41 berhasil dibebaskan pada 2015.
6. Dari 608 kasus anak buah kapal (ABK), 58 persen bisa diselesaikan.

Untuk mengurus kasus hukum di luar negeri, Kemenlu telah mempersiapkan 17 pengacara di 12 perwakilan

Menlu Retno Marsudi mengatakan kepedulian dan keberpihakan kepada WNI baik di dalam negeri maupun luar negeri harus diejawantahkan dalam kebijakan pemerintah.

"Tetapi kebijakan itu tidak berdampak jika para pelaku tidak menunjukkan keberpihakan kepada WNI," kata Menlu.

Ia mengingatkan kepada perwakilan di luar negeri agar melayani setiap WNI dengan ramah oleh pihak perwakilan. Menurutnya, KBRI, Konsul, dan perwakilan adalah rumah Indonesia sehingga setiap WNI memiliki hak untuk mendapatkan perlakukan yang baik.

"Saya tidak ingin mendengar perlakukan tidak ramah dari setiap staf perwakilan RI di luar negeri," ujar Retno.

Selain itu,  Menlu meminta setiap perwakilan agar menjelaskan bahwa di setiap negara terdapat aturan hukum masing-masing. Hal ini agar setiap WNI tetap patuh pada hukum yang berlaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com