Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kejaksaan Mirip Tukang Pos..."

Kompas.com - 20/09/2015, 13:11 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Biro Hukum dan Luar Negeri Kejaksaan RI, Jan Maringka, mengakui kelemahan kejaksaan dalam sistem pemidanaan di Indonesia.

"Kalau mau diibaratkan, kejaksaan itu mirip tukang pos saja," ujar Jan dalam acara diskusi di bilangan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/9/2015).

Jan pun menjelaskan, Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) mengatur wewenang kejaksaan sebatas menerima berkas perkara dari penyidik kepolisian dan menyatakan lengkap atau tidak. Kejaksaan tidak berperan serta meneliti pokok perkara.

Kejaksaan, lanjut Jan, juga tidak diberikan wewenang soal pemeriksaan tambahan dalam KUHAP. Pemeriksaan tambahan itu hanya diatur dalam peraturan kejaksaan. Namun, poin-poin di KUHAP dianggap mereduksi kejaksaan dalam menjalankan kewenangan itu.

Dalam KUHAP, lanjut Jan, hanya memberikan waktu 14 hari bagi kejaksaan untuk menelaah berkas perkara dari penyidik kepolisian sampai dinyatakan P21 alias lengkap.

"Bagaimana kita mau pemeriksaan tambahan, bagaimana kita mau gali fakta perbuatannya kalau cuma diberi waktu 14 hari memegang berkas (oleh KUHAP)?" ujar Jan.

"Penelaahan berkas untuk dinyatakan lengkap atau tidak saja sudah butuh waktu, belum lagi untuk panggil saksi, waktu 14 hari tidak akan cukup," lanjut dia.

Jan berharap peran kejaksaan ke depan dapat meningkat, bukan hanya sekadar menjadi "tukang pos", melainkan kejaksaan juga diharapkan turut serta dalam menggali fakta pokok perkara demi berkas perkara yang komprehensif dan bukan rekayasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com